Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

TANGKI: Asal Usul Nama Tempat di Jakarta Barat

Pernahkah Anda iseng-iseng bertanya, mengapa ada sebuah wilayah di belahan barat Jakarta disebut dengan nama Tangki? Nama yang kedengarannya biasa saja ini ternyata menyimpan kisah unik tentang masa lalu. Cerita tentang kota dan pengelolaan air dalam kehidupan sehari-hari warganya. Di kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terdapat sebuah kelurahan bernama Tangki. Sebuah nama yang sekilas sederhana saja. Namun, sebetulnya punya cerita yang menarik untuk ditelusuri. Nama ini bukan sekadar penanda geografis dalam sebuah peta saja. Akan tetapi, memiliki jejak sejarah yang merujuk pada peran penting wilayah tersebut sebagai tempat pengelolaan air bagi masyarakat Batavia di masa lalu. Hingga pada akhirnya nama "Tangki" melekat sebagai penanda suatu wilayah. Asal Usul Kata "Tangki" Kata "tangki" yang kita gunakan sehari-hari itu ternyata serapan dari bahasa Inggris, yaitu "tank"? Jika ditelusuri, ternyata, "tank" sendiri kemungkinan besar pu...

TELEPON UMUM: Riwayatmu Dulu

Masih ingatkah Anda dengan telepon umum? Sebuah perangkat yang dulu menjadi salah satu andalan komunikasi publik, kini hanya tinggal dalam kenangan. Jujur saja, bagi Gen Z yang lahir setelah tahun 1990-an, mungkin perangkat ini sama sekali tidak meninggalkan jejak kenangan. Namun, di balik kesederhanaannya, telepon umum menyimpan banyak cerita berbagai drama kehidupan. Dari mengantre di kala menunggu giliran, mengumpulkan uang logam untuk menelpon, hingga menjadi penonton ekspresi amarah, tawa, bahkan tangisan yang tampak dari balik bilik kaca telepon umum. Telepon umum bukan hanya sekadar peranti untuk berkomunikasi, melainkan juga sebuah ikon sosial pada masanya. Ia adalah alat penghubung antara mereka yang berjauhan, tempat berbagi kabar gembira maupun duka, dari para penghuni kota. Telepon Umum di Terminal Blok M, Kebayoran Baru (Berita Yudha, 1981) Telepon Umum Pertama di Indonesia Menurut catatan, Jakarta merupakan kota pertama yang menghadirkan telepon umum di Indonesia. Tepat...

DARI CIKINI KE RAGUNAN: Kisah Kebun Binatang Penuh Kenangan

Jauh sebelum bermunculannya theme park megah serta destinasi wisata di zaman kini. Ada sebuah gagasan cemerlang yang lahir dari sekumpulan elit Eropa di Batavia (kini Jakarta), yaitu mendirikan kebun binatang. Ide Para Pencinta Satwa Kisah ini dimulai sekitar awal tahun 1864. Sewaktu itu, di Batavia para pecinta satwa dan zoologi berkumpul, berbagi ilmu, dan akhirnya mencetuskan suatu perkumpulan yang dinamakan "Planten en dierentuin te Batavia" . Dari perkumpulan inilah muncul ide yang bertekad untuk: membangun sebuah kebun binatang di jantung Batavia. Pilihan lokasi jatuh pada sebagian lahan yang dipunyai oleh pelukis ternama, Raden Saleh, di sisi barat Sungai Ciliwung. Tepatnya di Cikini. Raden Saleh, yang juga punya ketertarikan pada dunia satwa, dengan sukarela menghibahkan tanahnya tersebut. Selain itu juga beliau merupakan anggota kehormatan dari perkumpulan tersebut. Alhasil, pada 12 Maret 1864, impian itu menjadi kenyataan. Kebun Binatang Batavia resmi dibuka. ...

JALAN PINTAS DJAKARTA BY-PASS

Jalan Jenderal Ahmad Yani: Jalan raya utama di Jakarta Timur ini punya kisah lebih dari sekadar hilir mudiknya kendaraan bermotor. Pernahkah Anda berpikir bahwa jalan ini adalah saksi mati yang ‘bercerita’ mengenai perencanaan Indonesia menyambut Asian Games 1962 dan wujud kerjasama negara-negara lain dengan Indonesia? Jalan raya di Jakarta Timur ini bukan cuma semata-mata jalanan biasa, tapi bagian dari “Djakarta By-Pass” yang legendaris. Bergabung dengan Jalan D.I Panjaitan dan Jalan Yos Sudarso, jalan ini menjadi sangat vital. Jalan-jalan tersebut merupakan akses penting yang menghubungkan berbagai sudut kota di Jakarta.   Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jakarta Timur (Dok. Pribadi) Djakarta By-Pass dan Asian Games 1962 Diresmikan pada tanggal 21 Oktober 1963, "Djakarta By-Pass" adalah salah satu proyek infrastruktur vital yang mengubah wajah Jakarta. Dengan panjang membentang sekitar 27 kilometer, jalan ini menghubungkan dua titik strategis: Cililitan di sebelah selatan hi...

SI JAGUR: Meriam Penuh Daya, Cerita yang Melegenda

Ribuan orang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta. Boleh jadi dalam kunjungannya itu mereka berdecak kagum memandang bangunan-bangunan berarsitektur kolonial yang indah menawan. Namun, tahukah Anda bahwa di antara megahnya bangunan-bangunan tua, menyempil sebuah meriam kuno di bagian utara Museum Sejarah Jakarta. Meriam itu bukan cuma punya kisah sejarah, tetapi juga diyakini punya kekuatan mistis untuk mendatangkan keturunan? Meriam Si Jagur namanya. Sang artefak raksasa yang menyimpan misteri dari Malaka hingga mitos kesuburan yang melegenda di Jakarta.   Si Jagur: Dari Malaka ke Batavia Meriam Si Jagur berasal dari Portugis, dan ia tiba di Batavia bukan tanpa cerita. Pada tahun 1641, setelah Belanda berhasil merebut Malaka dari cengkeraman Portugis, meriam yang memiliki panjang hampir 4 meter dan berat lebih dari 3 ton ini pun diboyong ke Batavia. Meriam Si Jagur Tahun 1927 (Jaarbook van Batavia en Omstreken) Setelah tiba di Batavia, pada mulanya, Si Jagur ditempatkan di benten...

MANDOR: Dari Jejak Kata, Kampung dan Jalan di Jakarta Berbicara

Siapa yang tak mengenal kata mandor ? Seseorang yang memiliki sebutan mandor ini acapkali dapat kita temukan di mana-mana. Mulai dari pengerjaan sebuah proyek pembangunan, perkebunan yang luas, hingga sibuknya aktivitas pabrik. Tapi pernahkah Anda bertanya, dari mana asal-usul kata mandor . Dan apa hubungannya dengan nama-nama tempat atau jalan di Jakarta, yang menggunakan kata mandor ? Asal-Usul Kata "Mandor" Ternyata, kata mandor itu bukan asli bahasa Indonesia. Kata mandor merupakan serapan dari bahasa Portugis, yaitu "mandador". Bangsa Portugis, yang dulunya punya pengaruh besar di Nusantara, membawa serta bahasanya seiring dengan perdagangan dan kolonisasi. "Mandador" dalam bahasa Portugis berarti "orang yang memberi perintah" atau "pengawas". Kemungkinan besar, kata ini masuk ke perbendaharaan bahasa kita saat zaman penjajahan di masa lalu. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan berubah menjadi kata "mandor" ...

OPLET: Angkutan Legendaris Jakarta yang Bikin Kangen

Berjalan tersendat diantara sedan-sedan licin mengkilat Dengan warna pucat Dan badan penuh cacat sedikit berkarat Hai oplet tua dengan bapak supir tua Cari penumpang dipinggiran ibu kota Sainganmu mikrolet bajaj dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka   Bagai kutu jalanan Ditengah tengah kota metropolitan Cari muatan untuk nguber setoran Sisanya buat makan   Hai oplet tua dengan bapak supir tua Cari penumpang dipinggiran ibu kota Sainganmu mikrolet bajaj dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka   Berjalan zig zag ngebut Ga perduli walau mobil sudah butut Suara bising ribut Yang keluar dari knalpot mu bagai kentut   Hai oplet tua dengan bapak supir tua Cari penumpang dipinggiran ibu kota Sainganmu mikrolet bajaj dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka   Oh bapak tua Pemilik oplet tua Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Mungkin mobilmu jadi barang Antik yang harganya selangit ...

PEMAKAMAN DI KAMPUNG KANDANG, JAGAKARSA: Jejak Bisu Tragedi Bintaro

Jagakarsa bukan hanya menyimpan cerita kehidupan, tapi juga duka kematian yang mendalam. Di sana, di salah satu blok pemakaman umum Kampung Kandang berjejer barisan nisan tanpa nama. Terbaring fragmen kelam sejarah transportasi Indonesia: korban tak dikenal Tragedi Bintaro. Gerbang tinggi bercat warna merah Tempat Pemakaman Umum Kampung Kandang seolah menyambut para peziarah. Seakan-akan membisikkan riwayat yang terpahat pada nisan-nisan di dalamnya. Di bawah rerimbunan pepohonan yang membuat teduh, hamparan ‘rumah abadi’ itu terasa senyap. Namun menyisipkan jejak haru yang tak lekang oleh waktu. Di salah satu sudut sebelah utara blok pemakaman, berderet-deret dua puluh enam makam dengan nisan tak bernama. Meski terasa sunyi, ada kisah kelam dibaliknya. Kisah tentang peristiwa kecelakaan kereta api di Bintaro, puluhan tahun yang lalu. Makam Korban Tak Dikenal di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa (Dok. Pribadi)   Tragedi Kecelakaan Kereta Api Bintaro 1987 Waktu itu pukul 7 pagi p...

TEBET KINI, DULU SUNYI, KISAH LAMA YANG TERSEMBUNYI

Siapa yang menyangka, dibalik semarak kafe dan co-working space kekinian di Tebet, tersimpan kisah mengejutkan tentang masa lalunya yang jauh dari kata “modern”. Nama kawasan Tebet yang kini ramai dan padat, mengandung kisah menarik mengenai asal-usulnya? Dari berbagai sumber dan penelusuran, nama Tebet diperkirakan berakar dari kata tabet dalam Bahasa Sunda, yang berarti rawa. Memang di masa lalu, terutama di musim hujan, wilayah Tebet kerap menjadi rawa. Gejala tersebut bahkan masih muncul pada sekitar tahun 1950an. Namun, seiring dengan perpindahan penduduk dari Senayan, suasana di Tebet pun berubah drastis. Rawa-rawa itu berganti menjadi permukiman yang kini kita kenal. Tebet: Dari Tebat, Empang, hingga Kolam Dalam kamus Bahasa Betawi, kata tebet , diartikan sebagai tebat atau empang. Perubahan bunyi dari ta menjadi te di awal kata memang sering terjadi dalam Bahasa Betawi, seperti contoh tarawe menjadi terawe. Bukan cuma itu, dalam bahasa Melayu, kita juga menemukan ka...

JALAN DESA PUTRA: Lebih dari Sekadar Aspal di Srengseng Sawah

Pernahkah Anda menggambarkan seruas jalan yang bukan cuma aspal berdebu, tapi juga saksi bisu ribuan senyum dan harapan? Di tengah riuhnya kesibukan Jakarta Selatan, persisnya di kawasan kelurahan Srengseng Sawah, tersembunyi sebuah oase: Jalan Desa Putra. Jalan Desa Putra di Srengseng Sawah Sepanjang jalan kurang lebih satu kilometer ini, Anda tak hanya menemukan deretan hunian penduduk, toko kecil, dan tempat-tempat usaha yang ramai, tapi juga merasakan denyut kehidupan yang hangat. Jalan ini adalah urat nadi, penjalin antarwarga, dan pentas keseharian hidup yang penuh cerita. Setiap langkah di jalan ini bagaikan membawa kita menyelami kisah yang berkenaan dengan sebuah nama yang jauh lebih besar dari sekadar jalan biasa. Setiap hari, banyak warga yang hilir mudik lewat sini, entah itu berangkat ke kantor, ke sekolah, atau sekadar jalan-jalan. Anak-anak asyik bermain di sekitarnya, dan keluarga sering jalan santai bareng, menciptakan suasana yang ramah dan hangat. Jadi, Jalan Des...