Langsung ke konten utama

BUKAN MONAS! Inilah Lambang Jakarta yang Pertama

Gambar siluet Monas yang menjulang telah melekat kuat sebagai identitas atau lambang Jakarta. Oleh sebab itulah, boleh jadi, Sebagian besar masyarakat tak yakin, bahwasanya di masa lalu Monas alias Monumen Nasional bukanlah lambang kota Jakarta.

Tapi bagaimana jika ada suatu riwayat pada suatu masa, yakni sebelum tahun 1961 dimana Monas belumlah ada. Dan Jakarta mempunyai lambang yang lain?


Sayembara Mencari Identitas Baru

Berawal pada sekitar tahun 1950-an, Jakarta yang saat itu masih bernama Kotapradja Djakarta, merasa perlu memiliki identitas baru. Lambang kota lama peninggalan era kolonial Belanda dianggap sudah tidak lagi relevan. Maka, diselenggarakanlah sebuah sayembara besar untuk menciptakan lambang kota yang sebisa mungkin dapat menggambarkan semangat dan cita-cita bangsa yang baru merdeka.

Sayembara ini ternyata menarik perhatian banyak peserta. Sebanyak 111 peserta dari berbagai latar belakang turut berpartisipasi mengikutinya. Setelah melalui proses seleksi yang ketat oleh panitia sayembara. Alhasil ada satu karya berhasil mencuri perhatian dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Karya itu milik seorang pelukis bernama Djajamarta.

Pada tanggal 30 Agustus 1951, karya Djajamarta diresmikan sebagai lambang Kotapradja Djakarta. Lambang ini bukanlah sembarang gambar, melainkan sebuah simbol yang penuh makna.


Lambang Kotapradja Djakarta (Kotapradja Djakarta Raja, 1952)


Perisai, Tugu, dan Makna yang Tersembunyi

Karya Djajamarta yang dijadikan lambang kotapradja Djakarta itu memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Berikut uraian makna lambang Kotapradja Djakarta tersebut.

Perisai: Bentuk utama lambang adalah sebuah perisai dengan mahkota benteng di atasnya. Perisai ini melambangkan perlindungan dan kekuatan, sementara mahkota benteng melambangkan Jakarta sebagai sebuah kota yang memiliki kekuatan.

Warna Hijau Tua: Dasar perisai berwarna hijau tua. Warna ini bukan hanya sekadar estetika, melainkan punya makna yang lebih dalam. Hijau tua melambangkan pergaulan internasional, sebuah cita-cita agar Jakarta bisa menjadi kota yang terbuka dan berinteraksi dengan dunia.

Tugu Proklamasi: Di tengah perisai berdiri sebuah tugu berwarna putih. Tugu ini adalah simbol paling penting, karena ia melambangkan Proklamasi Kemerdekaan. Namun, tugu yang dimaksud bukanlah Monas. Tugu ini adalah Tugu Proklamasi yang dulunya berdiri di halaman Gedung Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Sebuah tugu yang kini telah tiada.

Peta Indonesia: Pada bagian kaki tugu tergambar peta wilayah negara Indonesia. Ini menegaskan bahwa Jakarta, sebagai ibu kota, adalah pusat dari seluruh wilayah Indonesia.

Padi dan Kapas: Tugu tersebut dilingkari oleh karangan padi dan kapas yang diikat dengan pita merah-putih. Padi melambangkan kemakmuran pangan, sementara kapas melambangkan kemakmuran sandang. Dua elemen ini sering digunakan dalam lambang-lambang negara dan daerah untuk melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pita merah-putih tentu saja melambangkan bendera nasional kita, Sang Saka Merah Putih.


Tugu Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56
(Kotapradja Djakarta Raja, 1952)


Lambang Jakarta yang pertama ini adalah sebuah karya seni yang tidak hanya indah, tetapi juga kaya akan makna sejarah. Setiap elemennya menceritakan tentang cita-cita, semangat, dan identitas bangsa Indonesia di awal kemerdekaan. Meskipun lambang ini sudah tidak digunakan lagi, kisahnya tetap relevan sebagai pengingat akan sejarah panjang yang membentuk Jakarta hingga menjadi kota metropolitan seperti sekarang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...