Langsung ke konten utama

SI JAGUR: Meriam Penuh Daya, Cerita yang Melegenda

Ribuan orang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta. Boleh jadi dalam kunjungannya itu mereka berdecak kagum memandang bangunan-bangunan berarsitektur kolonial yang indah menawan.

Namun, tahukah Anda bahwa di antara megahnya bangunan-bangunan tua, menyempil sebuah meriam kuno di bagian utara Museum Sejarah Jakarta. Meriam itu bukan cuma punya kisah sejarah, tetapi juga diyakini punya kekuatan mistis untuk mendatangkan keturunan?

Meriam Si Jagur namanya. Sang artefak raksasa yang menyimpan misteri dari Malaka hingga mitos kesuburan yang melegenda di Jakarta. 


Si Jagur: Dari Malaka ke Batavia

Meriam Si Jagur berasal dari Portugis, dan ia tiba di Batavia bukan tanpa cerita. Pada tahun 1641, setelah Belanda berhasil merebut Malaka dari cengkeraman Portugis, meriam yang memiliki panjang hampir 4 meter dan berat lebih dari 3 ton ini pun diboyong ke Batavia.


Meriam Si Jagur Tahun 1927 (Jaarbook van Batavia en Omstreken)


Setelah tiba di Batavia, pada mulanya, Si Jagur ditempatkan di benteng Batavia dan digunakan untuk menjaga pelabuhan Sunda Kelapa yang kala itu sangat penting.

Akan tetapi, nasib berkata lain. Pada tahun 1809, sewaktu Gubernur Jenderal Daendels menghancurkan benteng-benteng lama untuk membangun yang baru, Si Jagur yang terlalu berat akhirnya tertinggal di lokasi semula.


Filosofi "Lahir Kembali" dan "Mano in Fica"

Meriam Si Jagur juga menyimpan suatu misteri. Pada bagian badannya terdapat tulisan Latin berbunyi, “EX me Ipsa renata sVm”, yang memiliki arti "Dari aku sendiri aku dilahirkan kembali".

Konon, tulisan ini ditafsirkan untuk merujuk pada suatu fakta bahwa Si Jagur dulunya adalah hasil dari peleburan enam belas buah meriam kecil. Proses peleburan itu dibuat oleh Manuel Tavares Bocarro di Macau.

Pengerjaan itu dilakukan untuk memperkuat benteng Portugis di Malaka, yakni Santo Jago de Barra. Dari penyederhanaan nama "Santo Jago de Barra" inilah, ada pendapat menyatakan bahwasanya sebutan Si Jagur itu berasal.

Tak hanya itu, Si Jagur memiliki keistimewaan lain yang mencuri perhatian: sebuah ukiran tangan mengepal dengan ibu jari menyembul di antara telunjuk dan jari tengah. Gambaran ini dikenal sebagai "Mano in fica", yang merupakan simbol kuno dari persenggamaan.


Mitos Kesuburan Si Jagur

Karena simbol "Mano in fica" inilah, Si Jagur kemudian dianggap keramat dan dipercaya memiliki tuah untuk mendatangkan kesuburan bagi wanita. Pada masa baheula, tak sedikit wanita yang meyakininya melakukan ritual khusus di sekitar meriam ini. Mereka akan menaburkan bunga pada Si Jagur setiap hari Kamis. Dan ritual tersebut akan diakhiri dengan duduk di atas meriam tersebut, dengan harapan bisa segera hamil.


Para Wanita di Masa Lalu Melakukan Ritual di Meriam Si Jagur
(Star Weekly, 1949)

Praktik takhayul terhadap Meriam Si Jagur menjadi perhatian serius pihak berwenang pada waktu lalu. Keyakinan yang kukuh dari masyarakat berkenaan dengan kekuatan mistis meriam ini, terkadang berakhir pada tindakan yang tak pantas, malahan bisa merusak.


Proses Pemindahan Meriam Si Jagur dari Lokasi Asalnya
(Star Weekly, 1953)

Untuk melindungi kerusakan lebih lanjut pada benda bersejarah ini serta mengatasi praktik takhayul, upaya yang dilakukan adalah memindahkan Meriam Si Jagur dari lokasi asalnya. Pada awalnya pemindahan tersebut dilakukan ke ruang bawah tanah Museum Wayang. 

Hingga pada akhirnya ditempatkan di area sekarang ini. Namun, hikayat Meriam Si Jagur ini masih tetap melekat kuat dalam ingatan kolektif masyarakat, menjadikannya salah satu ikon menarik di Kota Tua Jakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...