Langsung ke konten utama

PEMAKAMAN DI KAMPUNG KANDANG, JAGAKARSA: Jejak Bisu Tragedi Bintaro

Jagakarsa bukan hanya menyimpan cerita kehidupan, tapi juga duka kematian yang mendalam. Di sana, di salah satu blok pemakaman umum Kampung Kandang berjejer barisan nisan tanpa nama. Terbaring fragmen kelam sejarah transportasi Indonesia: korban tak dikenal Tragedi Bintaro.

Gerbang tinggi bercat warna merah Tempat Pemakaman Umum Kampung Kandang seolah menyambut para peziarah. Seakan-akan membisikkan riwayat yang terpahat pada nisan-nisan di dalamnya. Di bawah rerimbunan pepohonan yang membuat teduh, hamparan ‘rumah abadi’ itu terasa senyap. Namun menyisipkan jejak haru yang tak lekang oleh waktu.

Di salah satu sudut sebelah utara blok pemakaman, berderet-deret dua puluh enam makam dengan nisan tak bernama. Meski terasa sunyi, ada kisah kelam dibaliknya. Kisah tentang peristiwa kecelakaan kereta api di Bintaro, puluhan tahun yang lalu.


Makam Korban Tak Dikenal di TPU Kampung Kandang,
Jagakarsa (Dok. Pribadi)

 

Tragedi Kecelakaan Kereta Api Bintaro 1987

Waktu itu pukul 7 pagi pada tanggal 19 Oktober 1987. Sebuah hari yang seharusnya sama seperti hari-hari lainnya. Orang-orang sibuk sliweran berangkat sesuai aktivitasnya. Sewaktu itu, mendadak berubah kelam dan mencekam.

Di lokasi yang tak jauh dari Bintaro, dentuman keras menimbulkan suara amat kuat memecah suasana pagi. Suara keras akibat beradunya dua rangkaian kereta api dari arah berlawanan. Sebuah peristiwa yang tercatat sebagai salah satu sejarah suram transportasi Indonesia.


Kecelakaan Kereta Api di Bintaro 1987 (Pikiran Rakyat)

Kecelakaan kereta api itu, yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Bintaro, bukan hanya sekadar kecelakaan biasa, melainkan sebuah peristiwa memilukan yang merenggut banyak nyawa dan meninggalakn luka mendalam bangi bangsa ini.

Betapa tidak, insiden memilukan ini menelan 139 korban jiwa melayang. Lebih dari itu, yang amat menyayat hati, 26 di antaranya bahkan tak dikenali identitasnya.


Penguburan Massal Korban Tak Dikenal Tragedi Bintaro
di Kampung Kandang 1987 (Harian Waspada)

 

Mengakhiri kisah hidup tanpa nama. Para korban tewas yang tak teridentifikasi tersebut akhirnya dimakamkan secara massal. Sebuah pemandangan pilu yang menyisakan keharuan dan kepedihan mendalam, ketika jasad-jasad tanpa identitas itu dikebumikan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Mereka beristirahat abadi di sana. Menjadi bagian dari bumi yang sunyi, jauh dari ingatan orang-orang yang mungkin pernah mengenali mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...