PATAL SENAYAN: Dari Pabrik Jadi Nama Tempat dan Jalan

Namanya Patal Senayan. Sebutan “Patal” yang disematkan di depan kata Senayan itu merupakan kependekan dari “pabrik pemintalan”.

Namun, apabila Anda ngubek-ngubek di sekitar kawasan itu seharian pun. Anda tak akan bakal menemukan sebuah pabrik.

Mengapa daerah di ujung Jaksel tersebut dinamakan dengan Patal Senayan?

****

Di wilayah sebelah barat komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno, Senayan, yang termasuk ke dalam Kelurahan Grogol Utara, Jakarta Selatan. Ada nama daerah atau jalan yang disebut dengan Patal Senayan.

Panjang Jalan Patal Senayan sekitar satu kilometer. Membentang dari ujung timur di sisi Jalan Asia Afrika hingga ke barat berbatas dengan Jalan Tentara Pelajar.

Asal usul nama tempat dan jalan, atau toponim dari Patal Senayan berasal dari sebuah pabrik. Patal merupakan kependekan dari “pabrik pemintalan”. Produk yang dihasilkan berupa benang pintal untuk kebutuhan pembuatan kain.

Mungkin banyak orang Jakarta apalagi generasi mudanya tidak mengetahui, wilayah pemukiman di selatan Jakarta ini dahulunya terdapat sebuah pabrik besar. Asal usul nama daerah atau jalan Patal Senayan dari sebuah pabrik yang menghasilkan benang pintal kebutuhan dasar pembuatan kain.


****

“...Saudara-saudara, pada hari ini kita meresmikan pembukaan Patal Senayan. Patal, pabrik pemintalan, Senayan. Dan sebagai tadi telah dipidatokan oleh para menteri, semuanya itu berpusat kepada usaha kita untuk berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Berdikari adalah singkatan daripada berdiri di atas kaki sendiri. Sesuai dengan apa yang berulang-ulang kukatakan, bahwa kemerdekaan barulah kemerdekaan yang sempurna jikalau bangsa yang merdeka itu atau kita yang merdeka itu bisa berdiri di atas kaki sendiri”.

Demikian cuplikan pidato Presiden Sukarno, tanggal 29 Desember 1965, pada saat membuka secara resmi Pabrik Pemintalan Senayan.


(Peresmian Pabrik Pemintalan Senayan oleh Presiden Sukarno, Varia 1966)

Dibangunnya pabrik pemintalan di Senayan ini merupakan usaha pemerintah kala itu yang ingin berusaha untuk mampu mandiri atau berdiri di atas kaki sendiri di segala bidang. Salah satunya adalah memproduksi sendiri kebutuhan akan sandang.

Berdasarkan dari cita-cita itulah, pada sekitar permulaan tahun 1965 Presiden Sukarno menginstruksikan dilaksanakannya 8 proyek pembangunan pabrik sandang di Indonesia. Salah satunya ialah pabrik pemintalan di Jakarta.

Proyek pembangunan pabrik di Jakarta tersebut menempati lahan seluas 36 hektar. Berlokasi di daerah yang dikenal orang-orang Jakarta tempo doeloe sebagai kampung Juraganan. Kini wilayah tersebut secara administratif masuk kedalam kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pabrik pemintalan yang dibangun dengan kapasitas 30.000 mata pintal ini, mesin-mesinnya diperoleh melalui kredit pinjaman dari pemerintah Jepang. Produksi dari benang hasil pemintalan saat itu diproyeksikan menghasilkan 9 hingga 10 ton setiap harinya. Dengan berdirinya satu pabrik pemintalan ini saja, negara berhasil menghemat devisa 1,5 juta dollar pada saat itu.


(Pabrik Pemintalan Senayan, Berita Industri 1970)

Kini setelah lebih dari setengah abad berlalu. Lokasi pabrik pemintalan Senayan telah berpindah tempat. Sejak awal tahun 1990an, lokasi pabrik dipindahkan ke Karawang, Jawa Barat.

  


Komentar

Postingan Populer