Langsung ke konten utama

MERAPAT KE GEDONG AIR KRAMATJATI: Menyelami Secuil Sejarah Jakarta

Sebutan bangunan lama ini unik, Gedong Air

Dilihat dari pinggiran jalan raya tempatnya berdiri, tampilan bangunan ini sederhana saja. Sekilas berbentuk kubus dengan cat berwarna putih. Menariknya, pada bagian depan tampak secara kontras tulisan angka berwarna biru. Disitu tertera angka tahun 1922.

****

Di kawasan kelurahan Dukuh, kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Raya Bogor Km 22. Disitu terdapat bangunan tua bertuliskan angka tahun 1922. Sebenarnya bangunan berukuran sekitar seratus meter persegi ini merupakan semacam “penutup” dari struktur beton yang berfungsi sebagai penampung atau gudang air dibawahnya. Sebab itulah, masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan Gedong Air.

Rencana membangun sumber air bersih tersebut tercetus awal mulanya pada tahun 1904. Namun setelah sekian lama berlalu, akhirnya rapat dewan kota Batavia memutuskan untuk membangun pipa mata air menggunakan sumber mata air di Ciomas, Bogor, pada tanggal 21 Oktober 1918.

Agenda tersebut muncul dari permasalahan kekurangan air bersih bagi penduduk di kota Batavia. Gudang Air yang dibangun, jika selesai pembangunannya, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pasokan air untuk kebutuhan masyarakat di Batavia pada saat itu.

Melalui proses kesepakatan dengan masyarakat Ciomas, barulah pelaksanaan pembangunannya dimulai bulan September 1920 dan selesai pada Desember 1922.


(Pembangunan Gudang Air di Kramatjati 1920, De Waterleiding van Batavia)

Pasokan air diperoleh dari sumbernya di kawasan Gunung Salak, Ciomas, Bogor. Butuh pipa sepanjang lebih dari 40 kilometer untuk mengalirkan air dari sumbernya tersebut ke gudang penampungan air di daerah Kramatjati.

Kapasitas air yang dapat ditampung pada Gedong Air di Kramatjati ini sebesar 20.000 meter kubik. Berdasarkan peta bangunan De Waterleding van Batavia, bangunan Gedong Air temboknya terbuat dari batu bata, sedangkan tempat penampungan air di bawahnya menggunakan batu kali. Bangunan yang tampak bertuliskan 1922 di bagian depan, sebenarnya adalah semacam bangunan penutup dari penampungan air di bawahnya. Bangunan tersebut memiliki ukuran lebar sekitar 6 meter dan panjang 12 meter.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...