Langsung ke konten utama

GEREJA SANTO KRISTOFORUS, GROGOL PETAMBURAN

Sejak sekitar tahun 1962 jumlah jemaat yang terdapat di stasi Grogol dari Paroki Kemakmuran di Jakarta Barat semakin banyak. Keadaan yang demikian membuat P.A Brouwers melakukan aktivitas keagamaan bagi jemaat di rumah-rumah keluarga di sekitar daerah Jalan Makaliwe III. Hingga akhirnya keuskupan menentukan lokasi tanah di daerah Grogol dan mendirikan sekolah dan biara diatasnya. Selanjutnya didirikanlah Paroki Santo Kristoforus pada tahun 1965 oleh Mgr. Djajasepoetra. 

Bangunan gereja yang pembangunannya selesai pada tanggal 4 Oktober 1970 ini dirancang oleh seorang arsitek ternama Indonesia yakni Liem Bianpoen. Pemberkatan gereja dilakukan oleh Uskup Agung Jakarta pada masa itu yakni Mgr. Leo Soekotjo S.J pada tanggal 25 Oktober 1970.


****

Gereja Santo Kristoforus terletak dalam perkampungan penduduk yang cukup padat di Jakarta Barat. Secara administratif, bangunan gereja ini berlokasi di Jalan Satria IV Blok C No. 68, Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Lokasi atau daerah dimana bangunan gereja ini berada tidak jauh dari perempatan Grogol, yakni persimpangan Jalan S. Parman – Jalan Satria - Jalan Daan Mogot – Jalan Kyai Tapa. Kira-kira 400 meter ke arah utara setelah melintasi perempatan, belok ke kiri memasuki mulut Jalan Satria I.  

Gereja Santo Kristoforus merupakan bagian dari komplek bangunan yang dibatasi oleh Jalan Satria I di sebelah utara. Jalan Satria IV membatasi komplek bangunan di sebelah timur dan selatan. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Rahayu. Selain bangunan gereja, dalam komplek tersebut terdapat beberapa bangunan Sekolah Bunda Hati Kudus, dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga SMA. Selain bangunan-bangunan sekolah terdapat pula gedung pengurus.  

Posisi bangunan gereja Santo Kristoforus menghadap ke arah utara dan barat. Dari luar sebagian bangunan asli gereja kini tertutup oleh bangunan tambahan. Semakin banyaknya jemaat yang beribadah di gereja ini menjadi alasan dibangunnya bangunan tambahan yang terdapat pada bagian depan serta samping kanan-kiri gereja. 

Atap bangunan tampak unik jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan gereja pada umumnya. Struktur atap yang kesemuanya terbuat dari bahan logam ini tampak terdiri dari tiga bagian yang mengikuti denah bangunan gereja, yakni bagian depan, tengah dan belakang. Bagian diagonal pada penyangga atap atau kuda-kuda dibuat agak meninggi seolah menjadi pembatas dari masing-masing bagian atap tersebut. Selain menjadi semacam pembatas, bagian diagonal dari kuda-kuda ini terdapat ventilasi udara.


(Ventilasi yang Terdapat pada Bagian Diagonal Penyangga Atap)

Bagian depan dan tengah atap berbentuk serong atau serotong yang berupa dua sisi miring membentuk sudut melancip diatasnya. Pada bagian belakang atap, kedua sisi kanan-kirinya berbentuk melengkung. Kemiringan atap bukan hanya pada sisi kanan dan kirinya saja melainkan juga pada bagian bubungan atap. Bubungan tersebut memiliki kemiringan sekitar 15° pada masing-masing bagian atap.


(Atap dan Menara Bangunan Gereja Santo Kristoforus)

Menara lonceng berdiri tegak menjulang di sisi kanan depan bangunan gereja. Terbentuk menyerupai segitiga dari tiga buah tiang besi. Bagian paling atas menara dimana lonceng berada, pada masing-masing sisinya terdapat susunan tabung besi.

Fasad atau bagian depan asli bangunan gereja sebagian besar sudah tidak tampak lagi. Begitu pula dengan dinding samping kanan dan kiri gereja. Keseluruhan bagian bangunan gereja itu sudah berubah oleh bangunan tambahan. Elemen dari bagian depan bangunan atau fasad gereja asli yang tersisa adalah pada bagian dinding atasnya. Pada bagian tersebut terbuat dari susunan stained-glass atau kaca patri yang menggambarkan sosok seorang suci.


(Stained-glass atau Kaca Patri pada Bagian Depan Bangunan Gereja)

 Penggunaan stained-glass atau kaca patri bukan hanya pada bagian depan bangunan saja,  melainkan pula pada ruangan mimbar gereja. Penempatan kaca patri pada ruangan mimbar tersebut ada pada bagian belakang podium. Kaca patri yang terdapat di belakang ruangan mimbar tersebut menggambarkan sosok Yesus Kristus yang disalib.

Seperti pada umumnya gereja-gereja Katolik, ruang mimbar di gereja Santo Kristoforus juga terdapat meja altar, tabernakel, podium dan sebagainya. Dinding belakang mimbar dimana terdapat kaca patri yang menggambarkan Yesus Kristus, sebenarnya adalah tiang vertikal kuda-kuda yang merupakan bagian dari struktur atap bangunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...