Langsung ke konten utama

Postingan

HELICAK: "Helikopter Beroda Tiga" Pengganti Becak

Dari delman hingga Mass Rapid Transportation alias MRT, Jakarta tak pernah kehabisan cerita soal angkutan umum. Tapi, pernahkah Anda mendengar tentang helicak? Si helikopter beroda tiga yang dulunya sempat jadi ikon jalanan Ibu Kota. Cerita kota Jakarta bukan cuma mengenai soal mewahnya gedung-gedung pencakar langit atau macetnya jalanan. Jakarta itu gudangnya cerita. Dari zaman perang sampai kisah-kisah legendaris para pahlawan. Tapi, ada satu yang agaknya mungkin terlupakan: sejarah transportasi umum di Jakarta. Helicak Bermesin Lambretta 150 cc (Pinterest) Dari Becak ke Helicak, Kisah Angkutan Umum Jakarta yang Tak Lekang Oleh Waktu Jakarta, kota metropolitan yang tak pernah tidur ini, bukan cuma menyimpan segudang cerita tentang peristiwa bersejarah dan tokoh-tokoh penting. Lebih dari itu, Jakarta juga punya kisah menarik tentang sarana transportasi umum yang jadi urat nadi penggerak ekonomi bagi warga penghuninya. Sejak dahulu, berbagai macam jenis angkutan umum silih berganti ...

TANGKI: Asal Usul Nama Tempat di Jakarta Barat

Pernahkah Anda iseng-iseng bertanya, mengapa ada sebuah wilayah di belahan barat Jakarta disebut dengan nama Tangki? Nama yang kedengarannya biasa saja ini ternyata menyimpan kisah unik tentang masa lalu. Cerita tentang kota dan pengelolaan air dalam kehidupan sehari-hari warganya. Di kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terdapat sebuah kelurahan bernama Tangki. Sebuah nama yang sekilas sederhana saja. Namun, sebetulnya punya cerita yang menarik untuk ditelusuri. Nama ini bukan sekadar penanda geografis dalam sebuah peta saja. Akan tetapi, memiliki jejak sejarah yang merujuk pada peran penting wilayah tersebut sebagai tempat pengelolaan air bagi masyarakat Batavia di masa lalu. Hingga pada akhirnya nama "Tangki" melekat sebagai penanda suatu wilayah. Asal Usul Kata "Tangki" Kata "tangki" yang kita gunakan sehari-hari itu ternyata serapan dari bahasa Inggris, yaitu "tank"? Jika ditelusuri, ternyata, "tank" sendiri kemungkinan besar pu...

TELEPON UMUM: Riwayatmu Dulu

Masih ingatkah Anda dengan telepon umum? Sebuah perangkat yang dulu menjadi salah satu andalan komunikasi publik, kini hanya tinggal dalam kenangan. Jujur saja, bagi Gen Z yang lahir setelah tahun 1990-an, mungkin perangkat ini sama sekali tidak meninggalkan jejak kenangan. Namun, di balik kesederhanaannya, telepon umum menyimpan banyak cerita berbagai drama kehidupan. Dari mengantre di kala menunggu giliran, mengumpulkan uang logam untuk menelpon, hingga menjadi penonton ekspresi amarah, tawa, bahkan tangisan yang tampak dari balik bilik kaca telepon umum. Telepon umum bukan hanya sekadar peranti untuk berkomunikasi, melainkan juga sebuah ikon sosial pada masanya. Ia adalah alat penghubung antara mereka yang berjauhan, tempat berbagi kabar gembira maupun duka, dari para penghuni kota. Telepon Umum di Terminal Blok M, Kebayoran Baru (Berita Yudha, 1981) Telepon Umum Pertama di Indonesia Menurut catatan, Jakarta merupakan kota pertama yang menghadirkan telepon umum di Indonesia. Tepat...

DARI CIKINI KE RAGUNAN: Kisah Kebun Binatang Penuh Kenangan

Jauh sebelum bermunculannya theme park megah serta destinasi wisata di zaman kini. Ada sebuah gagasan cemerlang yang lahir dari sekumpulan elit Eropa di Batavia (kini Jakarta), yaitu mendirikan kebun binatang. Ide Para Pencinta Satwa Kisah ini dimulai sekitar awal tahun 1864. Sewaktu itu, di Batavia para pecinta satwa dan zoologi berkumpul, berbagi ilmu, dan akhirnya mencetuskan suatu perkumpulan yang dinamakan "Planten en dierentuin te Batavia" . Dari perkumpulan inilah muncul ide yang bertekad untuk: membangun sebuah kebun binatang di jantung Batavia. Pilihan lokasi jatuh pada sebagian lahan yang dipunyai oleh pelukis ternama, Raden Saleh, di sisi barat Sungai Ciliwung. Tepatnya di Cikini. Raden Saleh, yang juga punya ketertarikan pada dunia satwa, dengan sukarela menghibahkan tanahnya tersebut. Selain itu juga beliau merupakan anggota kehormatan dari perkumpulan tersebut. Alhasil, pada 12 Maret 1864, impian itu menjadi kenyataan. Kebun Binatang Batavia resmi dibuka. ...

JALAN PINTAS DJAKARTA BY-PASS

Jalan Jenderal Ahmad Yani: Jalan raya utama di Jakarta Timur ini punya kisah lebih dari sekadar hilir mudiknya kendaraan bermotor. Pernahkah Anda berpikir bahwa jalan ini adalah saksi mati yang ‘bercerita’ mengenai perencanaan Indonesia menyambut Asian Games 1962 dan wujud kerjasama negara-negara lain dengan Indonesia? Jalan raya di Jakarta Timur ini bukan cuma semata-mata jalanan biasa, tapi bagian dari “Djakarta By-Pass” yang legendaris. Bergabung dengan Jalan D.I Panjaitan dan Jalan Yos Sudarso, jalan ini menjadi sangat vital. Jalan-jalan tersebut merupakan akses penting yang menghubungkan berbagai sudut kota di Jakarta.   Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jakarta Timur (Dok. Pribadi) Djakarta By-Pass dan Asian Games 1962 Diresmikan pada tanggal 21 Oktober 1963, "Djakarta By-Pass" adalah salah satu proyek infrastruktur vital yang mengubah wajah Jakarta. Dengan panjang membentang sekitar 27 kilometer, jalan ini menghubungkan dua titik strategis: Cililitan di sebelah selatan hi...

SI JAGUR: Meriam Penuh Daya, Cerita yang Melegenda

Ribuan orang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta. Boleh jadi dalam kunjungannya itu mereka berdecak kagum memandang bangunan-bangunan berarsitektur kolonial yang indah menawan. Namun, tahukah Anda bahwa di antara megahnya bangunan-bangunan tua, menyempil sebuah meriam kuno di bagian utara Museum Sejarah Jakarta. Meriam itu bukan cuma punya kisah sejarah, tetapi juga diyakini punya kekuatan mistis untuk mendatangkan keturunan? Meriam Si Jagur namanya. Sang artefak raksasa yang menyimpan misteri dari Malaka hingga mitos kesuburan yang melegenda di Jakarta.   Si Jagur: Dari Malaka ke Batavia Meriam Si Jagur berasal dari Portugis, dan ia tiba di Batavia bukan tanpa cerita. Pada tahun 1641, setelah Belanda berhasil merebut Malaka dari cengkeraman Portugis, meriam yang memiliki panjang hampir 4 meter dan berat lebih dari 3 ton ini pun diboyong ke Batavia. Meriam Si Jagur Tahun 1927 (Jaarbook van Batavia en Omstreken) Setelah tiba di Batavia, pada mulanya, Si Jagur ditempatkan di benten...

MANDOR: Dari Jejak Kata, Kampung dan Jalan di Jakarta Berbicara

Siapa yang tak mengenal kata mandor ? Seseorang yang memiliki sebutan mandor ini acapkali dapat kita temukan di mana-mana. Mulai dari pengerjaan sebuah proyek pembangunan, perkebunan yang luas, hingga sibuknya aktivitas pabrik. Tapi pernahkah Anda bertanya, dari mana asal-usul kata mandor . Dan apa hubungannya dengan nama-nama tempat atau jalan di Jakarta, yang menggunakan kata mandor ? Asal-Usul Kata "Mandor" Ternyata, kata mandor itu bukan asli bahasa Indonesia. Kata mandor merupakan serapan dari bahasa Portugis, yaitu "mandador". Bangsa Portugis, yang dulunya punya pengaruh besar di Nusantara, membawa serta bahasanya seiring dengan perdagangan dan kolonisasi. "Mandador" dalam bahasa Portugis berarti "orang yang memberi perintah" atau "pengawas". Kemungkinan besar, kata ini masuk ke perbendaharaan bahasa kita saat zaman penjajahan di masa lalu. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan berubah menjadi kata "mandor" ...