Langsung ke konten utama

Postingan

TUGU TANI DI MENTENG

Di kecamatan Menteng, Jakarta Pusat ada taman yang memiliki lahan segitiga. Di kelilingi oleh tiga ruas jalan utama, yakni Jalan Menteng Raya, Jalan Arief Rahman Hakim serta Jalan Kramat Kwitang. Yang menarik adalah terdapatnya patung atau monumen di tengah lahan taman tersebut. Sejatinya, monumen dan patung tersebut dinamakan Patung Pahlawan. Namun kini, khalayak umumnya menyebut monumen dan patung di Menteng Prapatan, Jakarta Pusat ini, sebagai Tugu Pak Tani atau Tugu Tani. Monumen dan Patung dibuat oleh pematung asal Uni Sovyet (Rusia) Matwei Manizer dan Otto Manizer, yang idenya berasal dari Presiden Sukarno. Dalam idenya tersebut Presiden Sukarno menginginkan sebuah patung yang dapat menyimbolkan perjuangan heroik rakyat Indonesia untuk kebebasan dan kemerdekaannya. Patung tersebut digambarkan seorang wanita Indonesia yang memegang sepiring nasi dan memberikannya sebagai bekal kepada seorang pejuang yang hendak pergi ke medan pertempuran. Patung Pahlawan di Menteng (Mimbar...

KAMPUNG PECAH KULIT: Kisah Mengerikan Di Balik Nama yang Unik

Lazimnya, nama-nama kampung atau jalan di Jakarta, diambil dari nama tumbuhan ataupun tokoh terkenal. Tersebutlah misalnya, Kebon Jeruk, Cempaka Putih, Karet, Gandaria, Kampung Rambutan, Jalan Sudirman, Gatot Subroto, TB. Simatupang dan banyak lainnya. Dari sederet nama kampung atau jalan yang umum di Jakarta tersebut. Ada salah satu kampung atau jalan yang agak unik namanya: Pecah Kulit. **** Kampung atau jalan pecah kulit, Jakarta Barat. Berlokasi di sekitar jalan Pangeran Jayakarta, kelurahan Pinangsia, kecamatan Tamansari, kurang lebih satu kilometer dari stasiun kota. Asal usul atau sebutan pecah kulit di daerah ini dikaitkan dengan cerita yang berkembang di kalangan masyarakat dari dahulu hingga saat sekarang. Cerita tersebut adalah peristiwa pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-18 yang dilakukan oleh Pieter Erberveld dan kelompoknya. Pieter Erberveld adalah seorang indo Eropa, dari keturunan tuan tanah kaya raya di Batavia.  Tidak seperti keluarga ...

JALAN PATRICE LUMUMBA DI KEMAYORAN

  Memori-memori tentang “Bung Karno”, “komunisme”, “ruang publik yang dipenuhi massa” dan “pidato bebas” adalah memori kolektif yang agaknya menghantui penguasa Orde Baru, sehingga usaha-usaha ditempuh untuk menguasai memori tersebut. Para pemimpin Orde Baru menciptakan kategori “Orde Lama” untuk menampung memori-memori kolektif yang harus dilupakan atau dihindari masyarakat (Abidin Kusno, Ruang Publik, 2009) Di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, ada seruas jalan yang menghubungkan daerah itu dengan Pasar Baru. Seperti layaknya fungsi jalan raya pada umumnya. Jalan itu bermanfaat sangat penting dalam memudahkan pergerakan orang dan barang pada kedua wilayah yang dihubungkannya. Jalan sepanjang satu setengah kilometer ini melintasi kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat, dan kini dikenal dengan nama Jalan Angkasa. Pada zaman Sukarno, Jalan Angkasa ini pernah diganti namanya menjadi Jalan Patrice Lumumba. **** Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Okto...

M BLOC: Dulu Pabrik Duit Kini Tempat Nongkrong Ngehits

Mungkin banyak kalangan masyarakat, abai terhadap bangunan kuno. Lebih-lebih lagi  bangunan tersebut merupakan sebuah pabrik yang tak digunakan lagi. Pasti yang tergambar di pikiran adalah kesan kotor, kusam, angker...bla...bla...bla... Akan tetapi, apa jadinya bila bekas bangunan pabrik disulap jadi tempat nongkrong buat kawula muda maupun tua. **** Metamofosis Peruri atau sebelumnya dikenal sebagai Percetakan Kebayoran, telah menjadi tempat nongkrong favorit bagi anak muda di Jakarta. Dulu dikenal sebagai kawasan atau komplek percetakan, baik pabrik, perkantoran, maupun tempat hunian karyawan. Kini bangunan-bangunan tersebut telah bertransformasi menjadi pusat gaya hidup yang menarik bagi generasi muda. Dengan adanya kafe, restoran, toko, dan ruang kreatif, Peruri menawarkan tempat yang nyaman untuk berkumpul, berkreasi, dan bersosialisasi bagi para pengunjung yang mencari pengalaman urban yang unik. Adalah M Bloc, ruang kreatif publik yang menjelma sebagai tempat berkumpuln...

MAUSOLEUM PETAMBURAN: Riwayat Kuburan Mewah di Tengah Jakarta

Pernah mendengar istilah “mausoleum”? Mausoleum adlah arsitektur bangunan makam yang besar sekaligus mewah, megah serta kolosal. Atau biasa pula diartikan sebagai monumen makam. Istilah atau kata “mausoleum” bermula diambil dari nama seorang raja pada zaman Yunani Kuno. Mausoleus namanya. Sewaktu raja tersebut tutup usia. Dibangun kuil monumental yang disebut mausoleum untuk mengenang kejayaannya di Halicarnassus. Dalam sejarahnya, mausoleum merupakan konstruksi bangunan besar untuk mendiang pemimpin atau seseorang yang sangat penting. Akan halnya mausoleum yang lebih kecil, acapkali dipakai oleh para bangsawan di banyak negara. Mausoleum menjadi populer di Eropa serta jajahannya termasuk Hindia-Belanda (Indonesia) pada masa-masa awal abad 19. Menyinggung soal mausoleum. Tahukah Anda, terdapat kuburan mewah alias mausoleum di tengah Jakarta? **** Kerkhoflaan Laanhof , kini adalah Taman Pemakaman Umum Petamburan, Jalan K.S. Tubun, Jakarta Pusat. Disinilah berdiri sebuah kuburan ...

GEREJA SANTO KRISTOFORUS, GROGOL PETAMBURAN

Sejak sekitar tahun 1962 jumlah jemaat yang terdapat di stasi Grogol dari Paroki Kemakmuran di Jakarta Barat semakin banyak. Keadaan yang demikian membuat P.A Brouwers melakukan aktivitas keagamaan bagi jemaat di rumah-rumah keluarga di sekitar daerah Jalan Makaliwe III. Hingga akhirnya keuskupan menentukan lokasi tanah di daerah Grogol dan mendirikan sekolah dan biara diatasnya. Selanjutnya didirikanlah Paroki Santo Kristoforus pada tahun 1965 oleh Mgr. Djajasepoetra.   Bangunan gereja yang pembangunannya selesai pada tanggal 4 Oktober 1970 ini dirancang oleh seorang arsitek ternama Indonesia yakni Liem Bianpoen. Pemberkatan gereja dilakukan oleh Uskup Agung Jakarta pada masa itu yakni Mgr. Leo Soekotjo S.J pada tanggal 25 Oktober 1970. **** Gereja Santo Kristoforus terletak dalam perkampungan penduduk yang cukup padat di Jakarta Barat. Secara administratif, bangunan gereja ini berlokasi di Jalan Satria IV Blok C No. 68, Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta B...

MERAPAT KE GEDONG AIR KRAMATJATI: Menyelami Secuil Sejarah Jakarta

Sebutan bangunan lama ini unik, Gedong Air .  Dilihat dari pinggiran jalan raya tempatnya berdiri, tampilan bangunan ini sederhana saja. Sekilas berbentuk kubus dengan cat berwarna putih. Menariknya, pada bagian depan tampak secara kontras tulisan angka berwarna biru. Disitu tertera angka tahun 1922. **** Di kawasan kelurahan Dukuh, kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Raya Bogor Km 22. Disitu terdapat bangunan tua bertuliskan angka tahun 1922. Sebenarnya bangunan berukuran sekitar seratus meter persegi ini merupakan semacam “penutup” dari struktur beton yang berfungsi sebagai penampung atau gudang air dibawahnya. Sebab itulah, masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan Gedong Air . Rencana membangun sumber air bersih tersebut tercetus awal mulanya pada tahun 1904. Namun setelah sekian lama berlalu, akhirnya rapat dewan kota Batavia memutuskan untuk membangun pipa mata air menggunakan sumber mata air di Ciomas, Bogor, pada tanggal 21 Oktober 1918. Agend...