Langsung ke konten utama

Postingan

NGADUK DODOL NGGAK BOLEH NGOBROL

Seminggu atau hari-hari mendekati lebaran, orang biasanya sibuk menyiapkan kebutuhan terutama penganan. Menyambut hari raya Idul Fitri atau lebaran masyarakat muslim yang merayakannya membuat berbagai jenis olahan makanan yang menjadi ciri khas masing-masing daerahnya. Begitupun dengan masyarakat Betawi. Masakan berupa kue-kue khas yang jarang ditemukan pada hari biasa, muncul disaat lebaran. Akar kelapa, kembang goyang, geplak, kue satu, bumbucin, tengteng, biji ketapang, tape uli, manisan paya, rengginang, sagon dan lainnya adalah sederet penganan yang dengan gampang ditemukan di rumah-rumah penduduk. Dari jenis-jenis penganan yang disebutkan itu, ada salah satu yang cukup istimewa ketimbang lainnya. Ya betul sekali. Dodol Betawi. Dodol Betawi menjadi istimewa dikarenakan proses pembuatannya yang rumit. Butuh waktu berjam-jam dan banyak tenaga dalam membuatnya. Istimewa bukan hanya soal bagaimana rasa dodol tersebut. Melainkan proses pembuatannya yang melibatkan banyak ...

"UDIN PETOT" DAN ANTROPONIMI

Setelah dilahirkan, tentunya tiap orang diberikan nama. Setiap orangtua dimanapun pastinya memberikan nama terhadap anaknya. Memberikan nama yang mempunyai arti baik, tentunya menjadi harapan yang baik pula terhadap seseorang. Membahas soal nama, orang di kampung kami yang kebanyakan dari suku Betawi, biasanya memiliki nama yang bagus. Dengan latar belakang kultur yang berciri Islami, para orang tua memberikan nama anak-anaknya dengan nama Islami pula. Terdapatlah nama-nama seperti, misalnya Awaludin, Komarudin, Syarifudin, Burhanudin, Mahfudin. Dan banyak nama-nama berakhiran “Udin” yang lainnya.  Karena kebiasaan masyarakat Betawi yang menyingkat nama-nama orang. Dalam kehidupan sehari-hari di kampung, maka hanya “Udin” lah yang biasanya digunakan untuk mengenal atau memanggil orang tersebut.  Saking banyaknya nama orang yang dipanggil dengan “Udin”, bingunglah kita dibuatnya. Menyiasati kebingungan akibat banyaknya nama panggilan yang sama, maka ada semacam kebiasaa...

ZWEMBAD MANGGARAI JAKARTA SELATAN: Dahulu Tempat Berenang Kini Tempat Belanja

Seperti suasana pada umumnya terminal bis di kota Jakarta yang selalu ramai. Lokasi terminal yang terdapat di daerah Manggarai, Jakarta Selatan juga sama keadaannya. Lalu lalang berbagai jenis kendaraan bermotor. Hilir mudik orang-orang yang mempunyai aktivitasnya masing-masing. Ada yang bekerja, berniaga, sekolah. Selain juga ada yang berbelanja atau sekadar jalan-jalan di Pasaraya Manggarai yang berdiri cukup megah di sekitar lokasi ini. Tahu kah Anda, bahwa di lokasi yang sekarang berdiri bangunan perbelanjaan yang dikenal dengan Pasaraya Manggarai itu, dahulunya merupakan tempat pemandian atau kolam renang. Orang tempo doeloe   biasanya menyebut kolam renang dengan zwembad . *** Pada bulan Maret tahun 1934 resmi dibuka sebuah kolam renang yang diperuntukan penggunaannya untuk kalangan umum di Manggarai, Jakarta Selatan. Kolam renang yang dibangun di daerah Manggarai merupakan yang terbaik dan modern saat itu. Pada komplek pemandian atau kolam renang ini terdapa...

PASAR BUAH DI PASAR MINGGU

Dari keriput di wajahnya menandakan usia lebih dari 70 tahun. Tapi tubuhnya tetap sehat dan gagah. Masih ada sisa-sisa yang menandakan orangtua ini pekerja keras di masa mudanya. Keras dalam arti sebenarnya. Sambil merokok dan menikmati secangkir kopi, saya sempat mengobrol di warteg dengan bapak tua, yang disapa dengan Pak Murodi itu. “Dulu waktu masih muda apa saja saya kerjain pak”, katanya di tengah-tengah obrolan kami berdua. “Dari kuli bangunan sampai dagang buah-buahan saya lakonin”, lanjutnya. Dia berkisah bagaimana aktivitasnya sewaktu berdagang buah di masa lalu. “Kalo waktu sudah sore kita rame-rame pegih ke Pasar Minggu beli buah-buahan buat dijual lagi di sekiter daerah Buaran, Jakarta Timur  ini”. Seterusnya dia berkata, “Kadang-kadang kita jalan kaki kesono. Nah, kalo udah dapet buah-buahan yang kita butuh, baru dah kita dagangin”.  Saya bertanya, “Jadi bapak jualan buah di sekitar daerah ini, ngambil buahnya bukan dari Pasar Induk Kramatjati?”. Dengan ...

NAMA ORANG DI JALANAN JAKARTA: Dari Tokoh Nasional Hingga Tokoh Lokal

Pernahkah membayangkan bagaimana manusia bisa berkomunikasi, tanpa menyebutkan sebuah nama. Betapa kacaunya kehidupan ini jika segala sesuatu yang dilihat, dibuat atau dipakai oleh orang tanpa nama.  Sebagai ilustrasi, apabila ada seseorang yang ingin bepergian ke suatu tempat. Lalu ia bertanya, “Saya ingin pergi ke daerah anu , jalan mana yang harus dilewati?”. Kemudian yang ditanya menjawab,”Oooh...kalau ingin ke daerah anu , anda harus lewat jalan itu, nanti jika ada perempatan belok kanan melalui jalan anu ”. Sama-sama bingung jadinya. Sebagai mahluk berbudaya manusia selalu memberikan nama terhadap sesuatu. Apapun itu, gunung, sungai, orang, hewan, tumbuhan, lokasi geografis dan sebagainya. Semua diberi nama oleh manusia. Memberikan nama terhadap sesuatu pada lingkungan sekitarnya dapat dianggap sebagai usaha memberi acuan terhadap obyek yang diberi nama. Oleh karenanya dapat memudahkan untuk komunikasi.  Begitu pun dengan sarana jalan yang ada di daerah atau ling...

Tradisi Lisan Pedagang Pasar Kebayoran

Hingga masa sebelum kemerdekaan, Kebayoran secara administratif masuk bagian dari kabupaten Meester Cornelis. Orang Kebayoran selalu menyebutnya dengan Mester . Sebuah distrik yang dikepalai oleh seorang Wedana dengan wilayahnya sampai Ciputat.  Dalam statistik yang tercatat pada  Nieuwe Bijdragen tot de Kennis der Bevolkingstatistiek van Jawa tahun 1864, wilayah Kebayoran memiliki luas 3.370 mil persegi dengan 160 desa atau kampung. Total jumlah penduduk 66.331 jiwa, yang berasal dari orang Pribumi, Eropa, Cina dan Arab. Rincian masing-masing penduduk itu terdiri dari orang Pribumi 62.759 jiwa, orang Eropa 506 jiwa, orang Cina 3006 jiwa dan orang Arab 60 jiwa. Perkembangan kota Batavia atau Jakarta pada masa lalu, secara umum berdampak pula dengan Kebayoran.  Jakarta memerlukan lahan untuk membangun pemukiman baru serta fasilitas publik.  Pada tahun 1948 sebagian lahan di kawasan Kebayoran dijadikan tempat untuk program pemerintah tersebut. Maka sejak saat...

MEMBACA PETA JADUL: Daerah Kebayoran, Ulujami dan Sekitarnya Akhir Abad 18

Suatu hari penulis berkesempatan untuk mengunjungi sanggar kreativitas anak-anak yang terdapat di pinggiran kali Pesanggrahan, Ulujami. Suasana taman serta pemandangan pinggir kali Pesanggrahan, menjadi tempat berkumpul yang asyik untuk berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan bersama teman-teman. Dari hasil diskusi yang santai tapi serius itulah, saya coba menulis secara singkat tentang Ulujami dan sekitarnya berdasarkan data yang dimiliki. Ulujami yang merupakan sebuah wilayah administrasi setingkat kelurahan, merupakan bagian dari Kecamatan Pesanggrahan,  Jakarta Selatan. Wilayah Ulujami yang berukuran 1,71 kilometer persegi, secara geografis dibatasi oleh sungai Pesanggrahan di sebelah barat serta kelurahan Cipulir dan Kebayoran Lama Utara di sebelah barat. Pada bagian selatan berbatasan dengan kelurahan Pesanggrahan, kelurahan Bintaro dan Kelurahan Srengseng membatasi wilayah ini di bagian timur dan barat. Tidak banyak catatan sejarah masa lalu yang menuliskan te...