LAMBANG SAREKAT ISLAM DI MASJID AL-MAKMUR, CIKINI

Pada bagian atas muka bangunan masjid itu terdapat sebuah panel dinding beton persegi panjang bercat warna putih. Disitu tertulis kaligrafi Arab yang dibaca intahat imaarah masjid jaami cikini al-ma’murah am 1381 hijriyah muwafiq 1931. Kalimat itu memberikan tanda atau makna bahwasanya Masjid Jami Cikini al-Makmur selesai dibangun pada tahun 1381 hijriyah bersamaan 1932 masehi.

Di atas kaligrafi itu ada lambang organisasi Sarekat Islam berupa bintang dan bulan sabit. Pada bentuk bintang terdapat tulisan lafadz Allah pada lima sudut sekelilingnya. Sedangkan kaligrafi bertuliskan Dua Kalimat Syahadat Ayshadu An-la ilaha illallah Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah yang berarti Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, membentuk bulan sabit.

Mungkin sebagian dari orang yang memperhatikan bagian depan bangunan masjid Al Makmur di bilangan Cikini ini bertanya-tanya.

Mengapa lambang organisasi Sarekat Islam terpampang di situ?

****

Menyusuri sepanjang Jalan Raden Saleh di bilangan Cikini, Jakarta Pusat dari arah Salemba. Pada tepi kanan jalan, tepat di sisi sungai Ciliwung berdiri sebuah bangunan yang memiliki gaya arsitektur lama. Gaya arsitektur lamanya itu terlihat mencolok diantara bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Itulah bangunan Masjid Al Makmur.

Masjid Al-Makmur, Cikini, Jakarta Pusat

Masjid Al Makmur memiliki bagian serta unsur-unsur bangunan yang mencirikannya berarsitektur jadul. Seperti bangunan-bangunan masjid kuno pada umumnya. Masjid Al Makmur, Cikini ini memiliki denah bangunan persegi . Memiliki atap tumpang bersusun dua berlapiskan genteng tanah liat.

Dalam komplek bangunan masjid, di sisi bagian timurnya berdiri tegak menjulang sebuah menara berbahan beton. Dengan hiasan berupa tempelan batu kali berwarna hitam di separuh bagiannya. Menara berbentuk silinder itu nampak kokoh dan anggun.

****

Pada awalnya bangunan masjid Al Makmur yang ada kini sangatlah sederhana. Berupa surau dengan bahan kayu dan gedek. Dibangun sekitar 1860 oleh masyarakat sekitar dan pemilik lahan dimana surau itu berada yakni Raden Saleh.

Pada sekitar tahun 1890an saat tanah peninggalan Raden Saleh beralih kepemilikan. Terjadi peristiwa perselisihan antara jamaah atau masyarakat dengan Koningen Emma Ziekenhuis sebagai pemilik lahan dimana bangunan surau itu berdiri. Perselisihan tersebut dipicu lantaran pihak Koningen Emma Ziekenhuis saat itu ingin memindahkan bangunan surau.

Perlawanan masyarakat atas peristiwa itu mendapat sokongan dari organisasi Sarekat Islam. Banyak tokoh Sarekat Islam yang mendukung perlawanan dari masyarakat. Diantara tokoh itu adalah H.O.S Cokroaminoto, Haji Agus Salim, KH. Mas Mansyur.

Masjid Al-Makmur Cikini Selesai Dipugar 1932 (Foto: Koran Sin Po)

Setelah perselisihan mereda, pada tahun 1926 masjid ini dipugar. Pembangunan dan perbaikan bangunan masjid ini dilakukan secara gotong royong diantara masyarakat. Kegiatan pemugaran ini dipelopori oleh tokoh-tokoh Sarekat Islam yang diketuai oleh Haji Agus Salim.

Pada tahun 1932 pemugaran bangunan masjid rampung. Boleh jadi, berkat sokongan dan bantuan dari pihak Sarekat Islam maka di bagian depan bangunan masjid terdapat lambang Sarekat Islam.



Komentar

Postingan Populer