PONDOK BETUNG: Bangunan Bambu Menjelma Nama Tempat

Banyak tempat di Jakarta dan sekitarnya yang menggunakan nama tumbuhan sebagai sebutannya. Dari sekian banyak tumbuhan yang menjadi toponim atau asal usul nama tempat tersebut salah satunya berasal dari jenis tumbuhan bambu, yakni bambu betung. Masyarakat yang mengenal jenis bambu ini biasa menyebutnya singkat saja. Betung.

Di pinggiran Jakarta atau lebih tepatnya di kawasan Tangerang Selatan, ada nama tempat yang disebut Pondok Betung. Besar kemungkinan bahwa asal muasal nama tempat atau toponim Pondok Betung berasal dari salah satu jenis tumbuhan bambu.

****

Secara administratif daerah yang disebut dengan Pondok Betung merupakan desa/kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Sebelumnya daerah ini termasuk ke dalam distrik Kebayoran, afdeeling Meester Cornelis, Batavia.

Laporan Bevolkingstatistiek pada tahun 1870 mencatat bahwa, Pondok Betung memiliki luas wilayah 4 palen. Penduduk yang mendiami daerah ini berjumlah 4891 jiwa, yang tersebar di 24 kampung. Dengan komposisi sebagian besar penduduk pribumi, sedangkan sisanya terdiri dari orang Cina 28 jiwa serta 1 orang penduduk Eropa.

Pondok Betung terdiri dari dua kata, pondok dan betung. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata “pondok” diartikan sebagai rumah untuk sementara waktu atau rumah tidak permanen. Biasanya didirikan pada lahan-lahan tertentu seperti di ladang, di persawahan, di hutan dan sebagainya.

Sedangkan kata “betung” mengacu pada sejenis tumbuhan bambu, yakni bambu betung  (Dendrocolamus asper). Jenis bambu ini tumbuh subur hampir merata di seluruh nusantara. Karena memiliki batang yang tebal dan keras, masyarakat biasa menggunakannya sebagai bahan bangunan.  Ada banyak istilah untuk menyebutkan jenis tumbuhan bambu yang satu ini. Di pulau Jawa dan Madura, misalnya. Di Jawa Barat disebut dengan awi bitung, di Jawa dan Madura orang menyebutnya dengan dÄ•ling pÄ•tung dan  pÄ•réng pÄ•tong.

Jadi secara harfiah Pondok Betung dapat diartikan sebagai rumah sementara waktu yang terbuat dari bahan bambu betung. Begitulah kira-kira.

 

Tumbuhan Bambu Betung (Dendrocalamus asper)

 ****

Terdapat bukti tertulis yang berkenaan dengan “bangunan sementara yang terbuat dari bambu betung” atau pondok betung. Dapat diduga bahwa obyek tersebut terkait dengan adanya catatan perjalanan seorang Belanda pada akhir abad 17.

Adalah seorang bernama Ram En Coops yang pada tahun 1699 melakukan perjalanan dari Batavia menuju ke wilayah Bogor. Dalam perjalanannya itu dia menuturkan serta menuliskan adanya Pagger Bamboe. Apa yang disebutkan Ram En Coops sebagai Pagger Bamboe, beberapa pendapat menafsirkannya sebagai bangunan dari bambu betung atau pondok betung.

Selain catatan perjalanan, sumber tertulis lainnya yang menyebutkan nama pondok betung berasal dari peta-peta tempo doeloe. Salah satunya terdapat pada peta tahun 1780 yang berjudul Kaart van de Landen Grogol Wastoenagara Waktoenagara en Pabayoran Toebehoorende aan Zyn Hooghedelheyd Den HoogEdelen Grootagbarenen Wydgebiedende Heere Reynier de Klerk Gouverneur Generaal van Neederlands India Beneevens De Landen gelegen Tuschen de Revieren Grogol en Ankee

 

Nama Pondok Betung pada Peta 1780

 

Di peta tersebut tertulis nama daerah Pondok Poeton. Bisa dipastikan, bahwa yang dimaksud dengan Pondok Poeton yang tertulis dalam peta itu adalah Pondok Betung. Sebagai catatan orang Belanda tempo doeloe biasa salah dalam menuliskan nama obyek yang berhubungan dengan wilayah lokal atau pribumi.  Mereka mencatat di buku atau pun di peta sering typo.

 

 

 

 

 

 


 

Komentar

Postingan Populer