"NGANTEN AGUNG" DI LENTENG AGUNG

Lenteng Agung merupakan satu diantara puluhan kampung yang ada di wilayah Jakarta. Keberadaan kampung atau daerah yang berada di selatan Jakarta ini, telah ada ratusan tahun yang lampau. Hal demikian disinyalir berdasarkan naskah-naskah kuno yang menyebutkan nama daerah Lenteng Agung. Beberapa naskah kepustakaan itu, baik berupa buku hingga catatan tertulis dalam peta.


Daerah Lenteng Agung

Berada di selatan Jakarta. Lenteng Agung kini merupakan sebuah kelurahan yang merupakan bagian dari Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Wilayah ini dibatasi oleh sungai Ciliwung di timur Srengseng Sawah di selatan, Kelurahan Jagakarsa di bagian barat, serta Kelurahan Tanjung Barat di utara.

Sebenarnya nama daerah Lenteng Agung bukan hanya satu, seperti yang kita kenal saat ini. Terdapat penyebutan dua nama Lenteng Agung yang mengacu pada suatu tempat di bilangan Jakarta Selatan. Baik melalui penulisan dalam peta maupun pustaka jaman dulu.

Dalam Aardrijkskundig en Statistisch Woordenboek van Nederlandsch Indie yang terbit tahun 1869, mencatat ada dua daerah yang dinamakan sebagai Lenteng Agung. Buku tersebut menuliskan nama Lenteng Agung yang pertama terletak sekitar 2 ½ pal jaraknya dari barat daya Tanjung Wetan atau Tanjung Barat. Sedangkan nama Lenteng Agung yang kedua berada 9 ½ pal jauhnya dari Batavia. Akan tetapi, saat ini daerah yang masih tetap menggunakan nama Lenteng Agung ialah yang disebutkan terakhir.

 

Dua Nama Lenteng Agung pada Peta Batavia 1914

 

Nganten Agoeng

Keterangan mengenai awal mula sebutan yang diduga berkaitan dengan Lenteng Agung dapat ditelusuri berdasarkan beberapa sumber tertulis. Dalam suatu ekspedisi orang Belanda sekitar tahun 1678 pernah menyebutkan nama tempat yang diperkirakan sebagai Lenteng Agung. Ekspedisi perjalanan yang dipimpin oleh Muller dari Batavia menuju ke Bogor itu, mencatatkan suatu daerah yang disebutnya Nganten Agoeng. 

Data tertulis lainnya adalah buku Priangan: De Preanger –  regentschappen  onder  het  Nederlandsch bestuur tot 1811. Dalam buku ini ada kata yang menyebutkan nama daerah Nganten Agung.

Dari sumber-sumber tertulis yang disebutkan itu, menarik untuk menelaah lebih lanjut tentang sebutan Nganten Agung yang dijadikan sebagai nama tempat. Ada pendapat yang menyatakan bahwasanya kata Nganten tersebut bukan berarti pengantin. Melainkan sebutan oleh masyarakat umum terhadap seseorang yang dianggap memiliki status tinggi dan terhormat.

 

Makam Kuno di Lenteng Agung

Boleh jadi, pengertian Nganten Agung yang mengacu terhadap orang yang memiliki status terhormat. Lebih lanjut, hal itu dapat dihubungkan dengan seseorang atau tokoh yang dimakamkan di wilayah ini. Sebagai catatan di Lenteng Agung hingga kini masih dapat ditemukan makam-makam kuno. Seperti misalnya makam Syech Zakaria serta makam Datuk Lanang.

Makam Syech Zakaria dikenal juga oleh masyarakat sebagai makam Kramat Lenteng Agung. Makam ini berada di pinggiran sungai Ciliwung. Dalam riwayatnya beliau merupakan seorang tokoh pejuang. Aktivitasnya tak lepas kaitannya dengan kelompok yang dipimpin oleh Pangeran Jagakarsa melawan pihak Belanda. Dengan keahliannya, Syech Zakaria ditugaskan untuk memimpin pasukan dengan memanfaatkan sungai Ciliwung sebagai sarana untuk menyerang Belanda di Batavia.

 

Nisan Kuno di Makam Syech Zakaria, Lenteng Agung
 

Masih di sekitar pinggiran sungai Ciliwung di wilayah Lenteng Agung ini terdapat pula makam kuno lainnya. Dipercaya yang dimakamkan disini adalah Datuk Lanang, seorang yang berdakwah hingga ke pelosok pinggiran Batavia. Menurut penuturan masyarakat sekitar, Datuk Lanang ini masih memiliki garis keturunan dari Kesultanan Banten.

Makam kuno yang lainnya ialah makam Datuk Mas Raden Wali Agung. Belum bisa diketahui lebih lanjut tentang tokoh ini. Umumnya orang mengenal makam ini sebagai Keramat Kebon Kopi, lantaran dahulunya merupakan tempat penanaman pohon kopi.


 

Komentar

Postingan Populer