MAYESTIK DI KEBAYORAN BARU: Nama Pasar atau Bioskop?

Tegongan Mestik. Begitulah orang-orang yang bertempat tinggal di daerah sekitar Kebayoran menyebutnya. Hingga akhir tahun 80an, sebutan tegongan mestik masih dikenal orang. Tegongan Mestik yang berarti sebuah jalan menikung yang mengarah ke kawasan yang bernama Mayestik di Kebayoran Baru. Lantaran lidah orang setempat yang sedikit keseleo, maka sebutan kata mayestik berubah jadi mestik. Lokasi jalan itu dahulunya di dekat pasar Kebayoran Lama dan tepat berada dibawah jembatan fly over.

Jalanan tersebut sebelum dibangun fly over, merupakan simpul jalan yang menuju ke wilayah Kebayoran Baru. Jika orang-orang dari daerah sekitar Ciputat maupun Ciledug ingin menuju tempat yang disebut Mayestik atau ke wilayah Kebayoran Baru lainnya, mesti melalui Tegongan Mestik. Di jalan ini pula, terdapat standplaats oplet serta delman yang merupakan sarana angkutan umum pada waktu itu. Kendaraan jenis oplet melayani penumpang dari Ciputat, sedangkan delman memiliki rute dari daerah Ulujami.

*****

Daerah Kebayoran Baru sejak awal tahun 50an merupakan wilayah yang dibangun sebagai kota satelit di Jakarta. Perkembangan kota pada masa itu dengan permasalahan kekurangan perumahan. Pemerintah membangun sebuah kota baru di selatan Jakarta dengan alasan masih tersedianya lahan yang cukup luas untuk membangun sebuah kota baru.

Konsep pembangunan wilayah kota baru yang kemudian menjadi Kebayoran Baru tersebut memiliki fasilitas yang lengkap. Fasilitas penunjang sebuah kota baru yang modern kala itu dibangun. Selain bangunan-bangunan perumahan serta flat-flat bagi para pegawai negeri, di kota baru ini juga dibangun berbagai fasilitas penunjang lainnya. Fasilitas tersebut berupa pasar, taman, sekolah, gedung instansi pemerintahan, rumah sakit, rumah ibadah, bioskop, lapangan olahraga dan sebagainya.

Kota baru yang dibangun tersebut memiliki luas kurang lebih 730 hektar. Kawasan seluas itu dibagi menjadi sembilan belas buah blok. Penamaan blok berdasarkan abjad, dari Blok A hingga Blok S.

Khusus untuk daerah yang belakangan disebut sebagai Mayestik dalam tulisan ini, berlokasi di Blok E. Secara umum daerah Blok E dibatasi oleh Jalan Pakubuwono di bagian barat dan utara. Sedangkan di bagian timur dan selatan dibatasi dengan Jalan Barito serta Jalan Kyai Maja. Adapun secara administratif, sekarang ini kawasan Blok E termasuk kedalam Kelurahan Gunung. 

Seperti yang telah diuraikan diatas, di Blok E juga terdapat beberapa fasilitas atau sarana pendukung sebuah kota. Adapun fasilitas yang dibangun di Blok E ini diantaranya adalah berupa pasar dan gedung bioskop.

*****

Pasar di Blok E merupakan salah satu dari tiga buah pasar yang dibangun di kawasan kota baru Kebayoran pada saat itu. Lokasi pasar lainnya terdapat di Blok A dan Blok Q. Untuk pasar yang ada di Blok Q, pada saat ini orang menyebutnya dengan Pasar Santa. Awalnya bangunan pasar di Blok E berupa los-los yang berukuran kecil. Didekat sekitar pasar dibangun pula sebuah fasilitas lainnya berupa gedung bioskop.

(Foto Udara yang Memperlihatkan Gedung Bioskop Mayestik Teater 
serta Bangunan Los Pasar.
Sumber: Madjalah Djakarta Raja, 1953
)


Koran Java Bode yang terbit pada tanggal 27 Desember 1950 menuliskan laporan mengenai bioskop yang terdapat di wilayah Blok E. Dalam berita di koran tersebut dituliskan bahwa gedung bioskop diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 23 Desember 1950. Dalam acara peresmian yang dihadiri oleh Walikota, gedung bioskop yang baru dibangun tersebut dinamakan dengan Mayestik Teater.

(Foto Bioskop Mayestik Teater di Kebayoran Baru.
Sumber: Kebajoran A New Town Under Construction, 1950)

Bangunan bioskop diarsiteki oleh M. Susilo. Dengan kapasitas seribu tempat duduk, aula yang besar serta sistem pendingin ruangan. Pada masanya bangunan bioskop Mayestik Teater merupakan salah satu yang cukup megah dan modern di daerah Kebayoran. 

Dalam acara peresmian tersebut, setelah pemberian kata-kata sambutan oleh Walikota, dilakukan pemutaran film untuk pertama kalinya di bioskop Mayestik Teater. Film yang diputar untuk pertama kalinya itu adalah This Time for Keeps, dengan Esther Williams sebagai pemeran utamanya.


*****

Kini gedung bioskop yang menjadi salah satu ikon Kebayoran Baru itu telah tiada. Hilang tertelan zaman. Namun penyebutan nama Mayestik masih tetap ada. Nama Mayestik sudah kadung lekat pada penamaan pasar yang terletak satu kawasan dengan bangunan bioskop ini. Dari dulu orang telah terbiasa menyebut pasar tersebut dengan Pasar Mayestik.

Komentar

  1. Dahsyat, produktip bener, Bang. hahaha. Lg sibik apa sekarang bang? Idupin proyek Ulujami lagi nyok....

    BalasHapus
  2. Selamat pagi Mas...
    Dimana saya bisa menemukan photo-photo lama pabrik angin Cipulir (depan Lemigas, Jakarta Selatan) yang kini sudah menjadi lokasi pasar Cipulir?.

    Mohon maaf jika telah mengganggu.
    Terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer