KAMPUNG BUARAN

Selain Kampung Buaran, sebutan Buaran yang terletak di bilangan Jakarta Timur ditemukan pula pada nama stasiun kereta api serta nama jalan.

Kampung Buaran di Jakarta Timur ini tepatnya berada pada wilayah administrasi Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit.

****

Dalam buku Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan Budaya, dinyatakan bahwa “buaran” berasal dari kata “bubuara”. Arti dari kata “bubuara” adalah pergi dari kampung halaman, kemudian hidup mengembara. Karena mendapat kesenangan, selanjutnya bermukim di tempat tersebut. Daerah bermukim baru itulah yang disebut dengan Buaran.

Sementara itu dalam kamus bahasa Sunda kata “bubuara” bisa pula diartikan sebagai pangkalan. Pangkalan yang dimaksud adalah semacam tempat mangkal sementara. Dimana disekitar tempat mangkal tersebut ada aktivitas ekonomis untuk mencari nafkah.

Di masa lalu orang-orang beraktivitas ekonomis bukan di sektor industri seperti zaman kini. Melainkan pada sektor pertanian terutama di lahan-lahan persawahan padi. Lahan persawahan tersebut membuka peluang bagi para pendatang untuk bekerja. Musim tanam dan musim panen pada lahan-lahan persawahan padi biasanya memerlukan banyak tenaga kerja yang biasa disebut dengan tukang derep.

Dapat disimpulkan bahwa para tukang derep yang bekerja di lahan-lahan persawahan tersebut membutuhkan pula tempat tinggal.

Dalam konteks keadaan masa kini. Pengertian dari sebutan atau nama daerah Buaran tersebut dapat kita lihat atau bandingkan pada bangunan-bangunan rumah petak yang dijadikan kontrakan. Begitulah kira-kira.

****

Catatan tertulis yang menggambarkan adanya aktivitas ekonomi di sektor persawahan padi di daerah sekitar Klender pada tahun 1850an, dituturkan oleh S.A Buddingh saat melakukan perjalanan menuju Kerawang dari Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Dalam perjalanannya itu dia mengisahkan adanya lahan-lahan persawahan padi di Rawa Bangke, Cipinang, Klender, Jatinegara, Pulogadung, Tanah Rendah, dan Cakung.

Selain catatan tertulis di atas, pada peta Batavia en Omstreken tahun 1914 menggambarkan pula adanya lahan-lahan persawahan sepanjang wilayah Meester Cornelis hingga Cakung.

 

Lahan Persawahan di Sepanjang Meester Cornelis hingga Cakung (Sumber: Batavia en Omstreken 1914)

 

 

Komentar

Postingan Populer