UNSUR CINA DI MASJID KARET
Tempat dimana bangunan masjid ini berdiri
seolah tersembunyi di balik kemegahan bangunan-bangunan perkantoran di
sekitarnya. Pabila Anda melintas di Jalan Sudirman, dari arah utara, di dekat Menara Sampoerna Strategic
Square akan
Anda temukan nama Jalan Masjid Hidayatullah. Disitulah terdapat bangunan masjid
Hidayatullah yang dahulu dikenal juga dengan sebutan Masjid Karet.
Menurut
penuturan penjaga masjid, bangunan
masjid didirikan diatas lahan tanah milik Muhammad Yusuf. Beliau bekerja pada
seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Sapir Hans. Tatkala penduduk sekitar
memerlukan bangunan untuk tempat ibadah, sebagian tanah tersebut diwakafkan untuk
keperluan membangun masjid. Selanjutnya
pembangunan masjid dilaksanakan dengan bantuan seorang arsitek barat yakni
Louis Kahn.
Konon menurut kisah yang beredar di kalangan
masyarakat sekitar, Muhammad Yusuf merupakan seorang keturunan Cina yang telah
memeluk agama Islam. Hal demikian tidaklah mengherankan karena lingkungan di
sekitar bangunan masjid yakni daerah Karet, dahulunya merupakan pemukiman yang dihuni
oleh mayoritas keturunan Cina. Bisa diduga, hal demikian dibuktikan dengan adanya
bangunan wihara Hok Tek Tjeng Sin, yang berdiri sekitar seratus meter jaraknya
dari Masjid Hidayatullah.
*****
Bangunan
asli masjid berbentuk empat persegi panjang mengarah kearah barat-timur dengan
ukuran luas sekitar 150 meter persegi. Bangunan asli yang berdiri dekat Kali Krukut ini merupakan bagian dari
komplek Masjid Hidayatullah yang terdiri dari beberapa bangunan tambahan serta
pemakaman penduduk sekitar.
Bangunan Asli Masjid Karet atau Masjid Hidayatullah (Foto: Tjioe Soengkono) |
Bagian
atap berbentuk limasan bertingkat tiga. Bagian-bagian atap pada tingkat kedua
dan ketiga terdapat jurai atau garis
yang memisahkan bagian atap. Jurai yang
melengkung ini mengingatkan kita pada bentuk atap bangunan berarsitektur Cina.
Bagian atap paling atas ada dua buah mustoko
berbahan logam dengan bentuk menyerupai bunga.
Dua
menara terdapat di sudut kanan dan kiri, pada sisi timur bangunan masjid.
Bentuk dasar menara bujur sangkar dengan ukuran sekitar 2 X 2 meter. Di bagian
atas kedua menara tersebut berupa atap tajuk bertumpang dua dengan hiasan mustoko berbentuk kerucut di puncaknya. Satu
hal yang menarik di sekitar bagian bawah menara dapat dijumpai bagian dari
lantai asli bangunan. Lantai tersebut terbuat dari tanah liat berukuran 30 X 30
cm.
Bagian
dalam bangunan masjid terdapat mimbar terbuat dari kayu. Atas mimbar berbentuk
limas segi empat yang dibuat berundak. Mimbar dihiasi ukiran motif binatang,
tumbuhan, serta lambang Cina. Di bagian belakang mimbar terdapat tulisan arab
melayu. Tulisan tersebut berbunyi: Peringatan.
Ini masjid dibaharui yang pertama 2-2-21 dan dibaharui yang kedua 2-2-48 oleh
panitia 25 orang.
Komentar
Posting Komentar