JENDELA BUJANG #budayabetawi
Adat bagaimana berhubungan sosial
yang pantas telah diajarkan oleh para orang tua kita sejak dahulu kala. Dari
cara hubungan sosial antara anak dan orangtua hingga hubungan antar pemuda dan
pemudi. Biasanya ajaran-ajaran yang menganjurkan sopan santun tersebut
diberikan pada seseorang melalui ujaran lisan. Pepatah petitih melalui ceramah
begitulah umumnya.
Tahukah pembaca bahwa menerapkan tata
cara sopan santun dalam hubungan antara pemuda dan pemudi di masyarakat Betawi tempo doeloe, bisa melalui sebuah
komponen bangunan rumah?
Komponen bangunan rumah yang dimaksud
tersebut adalah Jendela Bujang.
*****
Pada masa dahulu interaksi atau
hubungan antara seorang gadis dengan pemuda di masyarakat Betawi sangatlah
ketat diawasi oleh orangtua. Hubungan tersebut tidaklah sebebas seperti jaman
sekarang. Seorang gadis tidak boleh sembarangan menerima, menemui apalagi ngobrol dengan pemuda di rumahnya.
Walaupun pemuda tersebut adalah kenalannya.
Bagaimanakah kiranya jikalau ada
seorang pemuda yang ingin mengenal seorang gadis untuk dijadikan jodohnya.
Umumnya sebuah keluarga yang memiliki gadis apalagi berparas cantik diketahui
oleh banyak pemuda di kampung. Sudah pasti, banyak yang berusaha untuk
mengunjungi rumah si gadis atawa ngelancong
istilahnya orang Betawi tempo doeloe.
Sewaktu ngelancong ini biasanya orangtua si gadis menerima para pemuda
tersebut. Layaknya menerima tamu yang datang ke rumah. Diberi suguhan dan ngobrol ngalor ngidul. Para pemuda
biasanya tidak langsung mengungkapkan maksud kedatangan mereka. Akan tetapi
orangtua si gadis sudah pasti tahu maksud kedatangan mereka.
Datangnya para pemuda ke rumah
tersebut tentunya diketahui oleh si gadis yang berada di dalam. Jika si gadis
ingin mengetahui bagaimana rupa dan perawakan para pemuda yang datang ngelancong tak diperbolehkan untuk
datang langsung melihatnya di luar atau di ruang tamu. Cukuplah si gadis
berjalan menuju ke jendela bujang di
samping pintu yang tertutup. Kemudian mengintip rupa dan perawakan pemuda yang ngelancong melalui celah-celah pada jendela bujang. Dengan demikian dia bisa
membandingkan pemuda yang datang ngelancong.
Dari sekian pemuda tersebut dia bisa memilih manakah yang lebih baik.
Jendela Bujang pada Rumah Tradisional Betawi. Sumber: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta |
Letak jendela bujang biasanya ada di bagian depan bangunan rumah
persisnya di kiri dan kanan pintu masuk. Perbedaannya dengan jendela pada
umumnya ialah pada bentuk dan ukuran. Jendela Bujang memiliki jalusi atau lubang jendela yang sangat
kecil. Saking kecilnya tangan pun tak bisa masuk ke dalam lubang jendela
tersebut. Biasanya jalusi pada jendela bujang terbuat dari bahan kayu
yang kuat, seperti misalnya dibuat dari
batang kelapa atau aren yang telah tua.
Merancang bentuk dan ukuran jendela bujang sedemikian rupa itu
bukanlah hanya untuk alasan teknis belaka yang diterapkan pada bangunan rumah.
Sirkulasi udara dalam ruangan atau memasukkan cahaya ke dalam ruangan rumah di
siang hari, misalnya. Melainkan ada fungsi lainnya yakni membatasi hubungan
antara anggota keluarga yang masih gadis dengan tetamu pria.
Komentar
Posting Komentar