BENDUNGAN HILIR DAN BENDUNGAN UDIK: Melacak Jejak Sejarah Nama Tempat di Jakarta

Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Khalayak umum di Jakarta, biasa menyebutnya dengan singkat. Benhil.

Kini merupakan salah satu kelurahan di Tanah Abang, Kota Administrasi Jakarta Pusat. Kawasan di tengah Jakarta yang padat dengan bangunan perkantoran. Kondang pula dengan deretan warung yang menyediakan berbagai makanan yang bisa membuat lidah bergoyang.

Namun, tahukah Anda bahwa ada suatu riwayat menarik di balik penamaan derah atau toponim dari Bendungan Hilir alias Benhil ini?

Sebagai bendungan yang disebut “hilir”, tentunya Anda akan bertanya. Adakah bendungan yang disebut “hulu” atau “udik’?

Lantas, dimanakah daerah Bendungan Udik itu?


Bendungan dan Pertanian

Asal usul nama “Bendungan Hilir” dapat ditelusuri kembali ke makna sejarahnya. Kata “bendungan” yang disematkan pada penamaan daerah ini, agaknya erat terkait dengan kegiatan ekonomi di bidang pertanian dan perkebunan di Jakarta masa lampau.

Seperti kita ketahui, bendungan adalah bangunan atau konstruksi yang dibuat merintangi aliran sungai, agar supaya permukaan air sungai naik hingga ketinggian yang ditentukan. Selanjutnya, air tersebut dialirkan ke saluran-saluran menuju lahan-lahan persawahan atau pun perkebunan.

Bendungan dan sungai memainkan peran penting dalam mendukung pertanian. Bendungan dapat menyediakan air irigasi yang diperlukan untuk pertanian, sementara sungai menjadi sumber air yang vital. Dengan pengelolaan yang tepat, sumber daya air ini dapat memberikan kontribusi yang penting dalm meningkatkan produksi pertanian dan keamanan pangan di suatu daerah.


Bendungan Hilir dan Bendungan Udik di Masa Lampau

Ada beberapa catatan sejarah tentang daerah yang dikenal sebagai Bendungan Hilir di Jakarta, mengungkapkan narasi yang menarik tentang masa lalu daerah tersebut. Dari asal usulnya yang paling awal hingga makna penamaan terhadapnya.

Kawasan atau daerah di Jakarta yang menyebutkan kata “Bendungan”, sebenarnya telah ada dalam peta jaman Belanda, Kaart van Batavia en Omstreken tahun 1897. Dalam peta tersebut digambarkan bahwa kawasan yang disebut “Bendungan” memiliki bentangan lahan persawahan yang luas. Berlokasi di sepanjang sisi barat Kali Krukut.


(Kaart van Batavia en Omstreken 1897)

Perkembangan lebih lanjut dari kawasan tersebut dapat dilihat pada peta Batavia en Omstreken tahun 1914. Di peta ini, bukan hanya nama daerah “Bendungan” saja yang tertulis. Melainkan ada pula tertulis nama tempat “Bendungan Hilir” dan “Bendungan Udik”. Disini juga tergambarkan bahwa dua daerah yang disebutkan terdapat lahan persawahan di pinggiran bagian barat Kali Krukut.


(Batavia en Omstreken 1914)

Regeering almanak voor Nederlandsch-Indie yang terbit tahun 1919 telah mencatat secara singkat mengenai daerah Bendungan Hilir dan Bendungan Udik.

Dalam laporan tersebut tercatat bahwa Bendungan Hilir merupakan tanah partikelir dengan luas 83 bouw atau sekitar 60 hektar, dan dihuni 1057 penduduk. Dari daerah ini dihasilkan produk berupa tanaman palawija serta padi. Pemilik tanah partikelir Bendungan Hilir adalah orang-orang keturunan Arab, yakni Sech Awab, Sech Salim, dan Sech Abdullah.

Sedangkan Bendungan Udik adalah tanah partikelir seluas 154 bouw atau kurang lebih 100 hektar, dengan populasi penduduknya 1370 jiwa. Dimiliki oleh seorang Tionghoa bernama Tjung Boen tek. Hasil produksi utama dari tanah partikelir Bendungan Udik adalah padi.


Dimana Daerah Bendungan Udik?

Menjelajahi makna sejarah penamaan atau toponim Bendungan Hilir dan Bendungan Udik, memberikan wawasan berharga mengenai perkembangan dan evolusi sebuah kota dimana kita tinggal. Memahami konteks sejarah lokal kawasan ini sangat penting untuk mendapatkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap sejarah dan identitas kota Jakarta.

Bersandar pada catatan tertulis yang singkat di atas, kawasan sekitar Bendungan Hilir berada, dahulunya merupakan sebuah lahan pertanian. Selain daerah atau kampung yang dikenal sebagai Bendungan Hilir, yang kini diabadikan sebagai nama kelurahan di Jakarta Pusat. Terdapat pula nama daerah yang disebut Bendungan Udik.

Mayorita orang Jakarta mungkin tak mengenal nama daerah Bendungan Udik. Nama Bendungan Udik kini hanyalah sebuah penamaan dari Gang kecil ada di sekitar kelurahan Karet Semanggi, Jaksel.

Komentar

Postingan Populer