GEREJA BAPTIS INDONESIA KEBAYORAN

Berawal dari aktivitas kebaktian dan membuka kelas Alkitab pada sebuah rumah di sekitar Jalan Galuh, Kebayoran Baru sekitar awal tahun 1960an. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seorang pendeta bernama Stockwell Sears. Dia merupakan salah satu missi baptis Indonesia yang berpindah dari Surabaya ke Jakarta.

Lambat laun seiring waktu jumlah jemaat yang bergabung dalam kegiatan itu semakin banyak. Atas hal tersebut maka timbul rencana untuk membangun tempat ibadah yang permanen serta dapat menampung jemaat.   

Melalui sumbangan oleh para jemaat baptis dari seluruh pelosok melalui Missi Baptis Selatan, terwujudlah rencana tersebut. Lokasi yang terletak di Tirtayasa VIII menjadi pilihannya. Peletakan batu pertama bangunan gereja rancangan Ir. Poei ini dilkukan pada tanggal 7 Oktober 1962.

Deskripsi Bangunan

Secara administrasi Gereja Baptis Indonesia Kebayoran terletak di Jalan Tirtayasa VIII No. 1, Kelurahan Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Komplek bangunan gereja dibatasi oleh pagar berbahan kawat yang cukup rendah. Sebab itulah orang dapat memandang leluasa keadaan lingkungan dan bangunan gereja dari jalan. Komplek bangunan gereja berbatasan dengan Jalan Tirtayasa di bagian timur dan utara. Di bagian barat dibatasi oleh Jalan Prof. Joko Sutono, SH. Sedangkan pada bagian selatan berbatasan langsung dengan komplek bangunan sekolah, yakni SMK Negeri 6 (dahulu bernama SMEA 3). 

Gereja Baptis Indonesia Kebayoran merupakan sebuah komplek bangunan yang terdiri dari bangunan gereja itu sendiri serta bangunan tambahan. Bangunan gereja sebagai tempat ibadah terletak pada bagian utara sedangkan bangunan tambahan yang dipergunakan sebagai tempat sekretariat dan sekolah minggu berada di bagian selatan.

Bangunan gereja yang merupakan bangunan utama memiliki denah berbentuk salib membujur dari arah utara-selatan yang merupakan bagian tempat jemaat. Serta melintang barat-timur yang merupakan bagian transep, yakni bagian tengah gereja yang memisahkan ruang jemaat dan mimbar.

Atap bangunan gereja berbentuk serong atau serotong yang terdiri dari dua sisi miring dengan sudut yang agak melancip. Pada bagian sisi kanan dan kiri bagian atap ini terdapat empat buah atap tambahan berbentuk atap pelana yang sudut puncaknya sangat lancip. Keseluruhan penutup atap terbuat dari kayu sirap.

Gereja Baptis Indonesia Kebayoran

Fasad atau bagian paling depan bangunan gereja yang berhadapan langsung ke jalan terdiri dari beberapa unsur bangunan. Selain dinding depan juga terdapat serambi beserta pintu masuk ke dalam gereja. Dinding bagian depan bangunan terdapat roster atau lubang angin yang terletak tepat di bagian tengah. Penggunaan roster ini merupakan usaha penyesuaian terhadap iklim tropis. Fungsi utamanya adalah sebagai ventilasi untuk pergantian udara secara alami agar supaya ruangan dalam bangunan tidak terlalu panas. Selain fungsi utama tersebut, roster yang dipasang di bagian dinding depan menjadi nilai estetika tersendiri dari tampilan bentuk ornamen geometrisnya. Roster pada bagian dinding depan bangunan gereja ini terdiri dari dua jenis yaitu yang berbahan beton dan kaca.

Ruang Serambi yang berada di depan bangunan terdapat beberapa elemen diantaranya pintu masuk utama. Pintu masuk utama berbentuk kupu persegi panjang dengan dua buah daun pintu. Bahan pintu terbuat dari kayu bercat warna coklat. Di bagian atas pintu masuk utama ini terdapat kanopi berbahan beton. Di sebelah kiri bagian serambi ini berdiri semacam dinding tambahan. Pada dinding tersebut ada lambang salib yang menjulang tinggi hingga bagian tengah atap.

Atap Pelana di Bagian Samping Bangunan GBI Kebayoran

Dinding bagian kanan dan kiri bangunan gereja terdiri dari susunan jendela dan lapisan batu pipih di bawahnya. Jendela berbentuk empat persegi panjang berdaun jendela tunggal. Daun jendela terdiri dari kayu palang atas dan kayu palang tepi dengan dilengkapi stained-glass dengan motif gambar berwarna. Terdapat semacam bingkai berbentuk segilima yang mengelilingi seluruh daun jendela. Tepat di bagian paling atas bingkai itu ada ventilasi berbentuk lingkaran yang  bagian atasnya agak menonjol.

Sepanjang bagian bawah dinding dengan tinggi sekitar satu meter dilapisi batu lempengan pipih berbentuk persegi panjang dengan warna coklat kehitam-hitaman. Keseluruhan lempengan batu pipih tersebut disusun menyerupai motif anyaman.

Dalam bangunan gereja terdiri dari ruang jemaat serta ruang mimbar. Tidak ada yang lebih istimewa pada bagian tengah bangunan gereja ini selain bentuk dan bahan pada langit-langit. Bentuk langit-langit terdiri dari tiga buah sisi yang terpisah berbentuk empat persegi panjang. Langit-langit yang tersusun dari bahan asbes berbentuk bujur sangkar itu membujur dari pintu masuk utama hingga ke ujung podium pada bagian mimbar.

Pada bagian ruang mimbar selain altar serta podium juga terdapat ruangan balkon di sisi kanan-kiri. Kedua bangunan balkon tersebut dihubungkan oleh tangga terbuat dari beton. Balustrade atau pagar langkan terbuat dari besi terdapat di sepanjang tepian masing-masing balkon tersebut.    

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer