ASAL USUL NAMA MAKANAN KETOPRAK


Sebutan atau nama makanan yang diklaim berasal dari Jakarta ini memang unik. Ketoprak.

Ada lagi sebutan ketoprak yang merupakan salah satu jenis sandiwara tradisional yang terkenal di Jawa Tengah atau Jawa Timur.

Tahukah Anda bahwa sebutan ketoprak yang disematkan pada makanan yang sekilas mirip gado-gado ini berkaitan dengan jenis sandiwara yang terkenal di Jawa Tengah atau Jawa Timur?

****

Selintas ketoprak amat mirip dengan gado-gado. Keduanya sekilas sama dengan siraman saus kacang dengan setumpuk kerupuk di atasnya. Yang membedakannya adalah jika gado-gado sebagian besar terdiri dari sayur-sayuran maka ketoprak berisikan tahu goreng, tauge, dan bihun.

Makanan Ketoprak

Ketoprak menjadi salah satu makanan populer di kalangan masyarakat Jakarta. Mungkin penyebabnya karena harganya yang murah meriah. Dan pastinya mengenyangkan perut yang lapar. 

Sama seperti gado-gado, menjumpai penjual ketoprak di Jakarta amatlah mudahnya. Kita bisa menemukan penjual ketoprak yang biasanya menggunakan gerobak yang berpenampilan khas dimana-mana. Dari pelosok gang-gang sempit di kampung hingga pinggiran gedung-gedung perkantoran mewah.
 

Penjual Ketoprak di Gedung Perkantoran, Jakarta Selatan


****

Menelisik riwayatnya, tak ada yang bisa memastikan darimana asal usul jenis makanan ini disebut dengan ketoprak. Ada beberapa versi cerita atau folklor yang menuturkannya. 

Salah satunya adalah penamaan ketoprak dikaitkan dengan onomatopoetis. Onomatopoetis adalah kata-kata yang dibentuk dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah. 

Konon ada seorang laki-laki yang sedang bingung untuk menamakan makanan yang baru diciptakannya. Makanan yang terdiri dari saus kacang berikut bahan-bahan berupa tahu, tauge, bihun dan lain-lain. Tiba-tiba makanan baru yang sudah tersedia di piring itu tersenggol olehnya dan terjatuh dari atas meja. Jatuhnya piring, dia mendengar bunyi atau suara “Ketoprakkk…”

Ada versi tentang asal usul penamaan makanan ketoprak yang lainnya. Dalam versi yang lain ini dikaitkan dengan keadaan malaise atau resesi ekonomi dunia pada sekitar tahun 1929. 

Keadaan resesi ekonomi dunia tersebut menjalar ke sebagian besar kota-kota besar dunia pada saat itu. Tak terkecuali kota Batavia atau Jakarta yang terkena dampaknya pada tahun 1930an. Keadaan malaise itu menyebabkan kondisi seluruh sektor mata pencaharian hidup masyarakat melemah.

Syahdan yang merasakan dampak resesi ekonomi pada saat itu adalah sebuah kelompok penghibur yakni “Langenhardjo”. Kelompok “Langenhardjo” merupakan perkumpulan tonil atau sandiwara tradisional yang di daerah Jawa dikenal dengan ketoprak. Perkumpulan para penghibur ketoprak ini tinggal di bilangan Kampung Krukut, Jakarta. Lemahnya kondisi ekonomi menyebabkan kelompok penghibur ini menjadi jarang manggung.

Menyikapi kondisi demikian salah satu anggota perkumpulan sandiwara ketoprak tersebut mencoba untuk mencari tambahan penghasilan dengan berdagang makanan. Jenis makanan tersebut berupa tahu goreng, tauge, bihun yang dicampur dengan bumbu kacang. Dan berkelilinglah sang artis ketoprak tersebut menjajakan jualannya di sekitar Kampung Krukut.

Berkat terkenalnya bermain ketoprak, penduduk kampung Krukut dan sekitarnya bila hendak membeli dagangannya tidak berkata dengan “bang, beli tahu goreng, tauge, bihun!” akan tetapi “bang ketoprak!”

Sejak itulah muncul nama ketoprak bagi makanan yang berisikan tahu goreng, tauge, bihun dengan campuran bumbu kacangnya.

Komentar

Postingan Populer