Langsung ke konten utama

MASJID PERAHU DI JAKARTA SELATAN


Bila kita membicarakan tentang bangunan masjid, mestilah terbayang suatu unsur bangunan yang seolah menjadi pakem atau pun ciri khas-nya, yakni adanya kubah. Tahu kah pembaca, bila ada suatu masjid di Jakarta Selatan memiliki ciri bangunanya berupa perahu? 

*****


Masjid Al Munada Baiturrahman Darussalam lebih dikenal sebagai Masjid Perahu. Keberadaan masjid unik ini tak terlihat dari jalan utama. Terhimpit bangunan-bangunan perkantoran dan apartemen yang kokoh dan menjulang. Berlokasi di Jalan Casablanca, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Memasuki letak masjid ini dari Jalan Casablanca harus menelusuri gang sempit.
 
Didirikan pada tahun 1962 oleh K.H Abdurrahman Ma’suf seorang pendiri tarekat mutabaroq. Denah bangunan masjid berbentuk persegi empat dengan ukuran sekitar 30 X 30 meter. Sekeliling bangunan terdapat serambi. Bentuk atapnya menyerupai joglo bersusun dua. Menariknya adalah susunan atap bukan berbentuk segitiga seperti umumnya akan tetapi menyerupai limas dengan denah dasar melingkar atau kerucut. 

Masjid Al Munada Baiturrahman Darussalam alias Masjid Perahu (Foto: Tjioe Soengkono)


Di bagian puncak atap masjid terdapat mustoko berornamen motif daun-daunan. Menurut keterangan penjaga masjid, bahan mustoko tersebut konon terbuat dari emas seberat satu setengah kilogram. Ditanya mengenai mustoko berbahan emas itu, lebih lanjut penjaga masjid menerangkan bahwasanya ada kepercayaan jika emas diletakan pada unsur bagian bangunan masjid, akan membuat suasana menjadi adem atau teduh.

Di serambi bagian selatan terdapat koleksi batu-batu mulia serta Al Qur’an berukuran raksasa yang ditulis langsung oleh seorang seniman kaligrafi. Bagian dalam masjid terdapat empat buah tiang besar berbahan kayu jati. Dua tiang di depan merupakan kayu jati gelondongan utuh.

Menurut keterangan, kayu jati gelondongan itu merupakan hadiah dari Menteri Agama RI yang pertama pada saat pembangunan awal masjid. Dua tiang di depannya terbuat dari tatal kayu jati. Bahan atau serpih-serpih kayu jati untuk mentatal-nya masing-masing didapat dari lima wilayah di Jakarta. Dua tiang tatal kayu jati itu berhiaskan ayat An Nur dan ayat Kursi, serta Asmaul Husna dan Asma Rasul. 
  
Ada satu yang paling menarik adalah bagian bangunan masjid yang berbentuk perahu. Dari bagian bangunan inilah khalayak umum menyebut Masjid Al Munada Baiturrahman Darussalam dengan sebutan Masjid Perahu. Pada bagian bangunan berbentuk perahu ini terdapat sumur untuk keperluan wudhu. Di dekat sumur ada bilik kecil yang digunakan untuk tirakat pendiri masjid dan murid-muridnya.


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...