TEMPAT PIKNIK DI JAKARTA TEMPO DOELOE


Lingkungan alam Jakarta beberapa dasawarsa yang lalu tidaklah seperti sekarang ini. Penduduk yang masih jarang serta belum banyaknya pembangunan fisik, belum banyak merubah keadaan lingkungan wilayah Jakarta. Keindahan alamnya yang indah dan permai masih bisa dinikmati kala itu. Mulai dari pinggiran pantai berpasir putih di bagian utara hingga lembah serta bukit yang hijau di selatan Jakarta. Singkatnya, pemandangan alam di Jakarta itu cukup komplit. Dari pantai hingga bukit hijau orang bisa berpiknik kesana.

Sebutan kata “piknik” bersinonim juga dengan kata-kata seperti darmawisata, rekreasi, pelesir, tamasya, jalan-jalan, pesiar, melancong. Dari seluruh kata yang terdapat dalam entri kamus bahasa Indonesia yang disebutkan tersebut memiliki arti pergi sendirian atau beramai-ramai ke suatu tempat yang indah untuk bersenang-senang. Begitulah pengertian umumnya.

Keseluruhan kata yang telah disebut itu hanya kata “piknik” yang sedikit berbeda pengertiannya. Kegiatan piknik atau berpiknik tidak cuma berjalan-jalan untuk bersenang-senang melihat pemandangan alam yang indah permai secara bersama-sama. Baik teman-teman maupun anggota keluarga. Dalam Webster’s Third New International Dictionary, diterangkan bahwasanya “picnic” adalah an excursion or outing with food usually provided by members of the group and eaten in the open.

Biasanya kegiatan piknik diselingi dengan acara makan bersama setelah capek berjalan-jalan keliling menikmati pemandangan alam. Dengan beralaskan tikar. Makanan minuman yang tersimpan dalam rantang dan termos digelar untuk disantap bareng sembari deprok.

Tahukah Anda, jikalau daerah yang kini menjadi pemukiman penduduk dahulunya menjadi tempat alternatif untuk berpiknik?

Pantai Bangliao

Catatan tertulis mengenai Bangliao ada pada tahun 1868. Dalam Regerings Almanak van Nederlandsch-Indie 1868, tercatat bahwasanya Bangliao merupakan sebuah tanah partikelir. Pemilik dari tanah partikelir Bangliao adalah seorang Tionghoa bernama Tjoa Tjai Boen. Karena tanahnya berada di pesisir pantai, dari laporan itu disebutkan adanya hasil bumi berupa buah kelapa.

Data statistik yang tercatat dalam Bevolkingstatistiek van Java 1870 menyebutkan Bangliao yang termasuk ke dalam distrik Bekasi ketika itu, didiami oleh penduduk pribumi maupun Cina. Total jumlah penduduk di daerah ini 217 penduduk dengan 142 orang pribumi dan 75 orang Cina.
  
Dalam peta Batavia en Omstreken 1914 tergambar lokasi daerah Bangliao. Dari skala yang dilampirkan pada peta, tepi pantai di Bangliao kurang lebih 5 kilometer panjangnya. Lokasi dimana Bangliao terletak sekarang ini ada di wilayah Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Peta Daerah Pantai Bangliao Tahun 1914
Sumber: Batavia en Omstreken 1914

Sudah sejak lama dikenal bahwasanya daerah-daerah pinggiran pantai Jakarta merupakan tempat tamasya, salah satunya adalah Zandvoort atau orang banyak menyebutnya Sampur. Selain dari itu ada satu tempat alternatif untuk berpiknik adalah daerah pantai Bangliao. Satu kawasan pinggir pantai dekat Cilincing.

Hingga sekitar tahun 50an Bangliao merupakan sebuah kampung di dekat Cilincing. Di kampung tersebut terkenal dengan tambak-tambaknya yang menghasilkan ikan bandeng. Selain dikenal sebagai sentra penghasil bandeng, kampung tersebut juga dikenal orang karena panorama pantainya.

Banyak orang yang berpiknik di daerah Bangliao untuk menikmati keadaan alam sekitarnya. Tempat piknik alternatif di kampung Bangliao itu bukan hanya di sekitar kolam-kolam penghasil ikan bandeng yang tertata rapi. Ada juga pantai yang cukup luas di dekatnya. Di situ orang dapat menikmati pemandangan laut dengan ombaknya.

Sambil menghirup udara laut yang segar, seraya mandi dan bersenda gurau di deburan ombak pantai. Setelah capek bermain di ombak pantai orang-orang yang berpiknik bisa beristirahat di bawah-bawah pohon ataupun gubuk yang ada disana. Di pantai Bangliao mereka beristirahat sambil membuka bekal makanan di antara pepohonan kelapa, buah-buahan serta perkebunan sayuran.

"Taman Teratai" Pasar Minggu

Selain dapat berpiknik ke wilayah pantai, masyarakat Jakarta pada masa lalu bisa pula memilih tempat yang menyediakan pemandangan perbukitan yang hijau. Tempat yang menyediakan pemandangan alam yang indah dan dapat menyenangkan hati tersebut terletak di sekitar Pasar Minggu.

Tepatnya di sekitar kantor pertanian di daerah Kelurahan Pasar Minggu. Disitu terdapat gedung sekolah taman kanak-kanak “Teratai” serta lapangan sepakbola. Di lapangan sepakbola tersebut tiap akhir pekan terutama pagi hari ramai didatangi warga sekitar. Tempat itu dijadikan oleh warga sebagai sarana olahraga. Sebelum berubah kondisinya seperti sekarang, pada waktu dulunya tempat ini dijadikan tempat alternatif berpiknik oleh warga.

Pada awal tahun 50an, tepatnya tanggal 22 Desember 1952 Pemerintah Kotapraja Jakarta Raya meresmikan sebuah taman di kelurahan Pasar Minggu. Lokasinya terletak di sekitar kantor Perkebunan Rakyat, yang sekarang menjadi kantor Direktorat Kementerian Pertanian RI. Taman yang sebenarnya diperuntukan untuk sarana bermain anak-anak ini dinamakan “Taman Teratai”.

Di areal taman yang mempunyai luas lebih kurang 4 hektar itu terdapat beberapa empang. Ke dalam empang-empang dilepaskan berbagai jenis ikan. Hal demikian dimaksudkan agar para pengunjung taman terutama anak-anak dapat memancingnya.

Selain berbagai jenis ikan yang dapat dipancing terdapat pula sarana-sarana bermain di taman itu. Disini tersedia ayunan, perosotan serta yang lainnya sebagai alat agar anak-anak atau pengunjung taman terhibur. Tak ketinggalan pula disana-sini ditanami aneka macam pohon bunga untuk lebih memperindah taman.


Suasana Orang sedang Berpiknik di "Taman Teratai" Pasar Minggu
Sumber: Star Weekly 30 Djanuari 1954. Koleksi Perpustakaan Perfilman H. Usmar Ismail

Lantaran panoramanya yang indah di “Taman Teratai” ini bukan cuma didatangi oleh anak-anak melainkan pula orang dewasa. Banyak orang berpiknik ke taman tersebut. Sambil beristirahat dan bercengkerama menikmati pemandangan alam disitu. Terdapat balong atau empang-empang ikan dengan latar belakang persawahan serta pepohonan buah-buahan. Suasana yang membikin hati jadi tenteram dan bahagia. Apalagi kalau udara cerah. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer