SEDIKIT CERITA TENTANG JAGAKARSA

Jagakarsa merupakan sebuah wilayah administrasi setingkat kecamatan di selatan Jakarta. Kecamatan ini meliputi beberapa kelurahan, seperti Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Cipedak, Tanjung Barat serta Ciganjur. 

Kondisi kawasan Jagakarsa sekarang ini cukup padat dengan rumah-rumah penduduk dan bangunan-bangunan untuk fasilitas umum. Namun demikian, secara umum kawasan Jagakarsa masih terlihat hijau dengan rerimbunan pepohonan ketimbang daerah-daerah lainnya di Jakarta.

*****

Banyak orang yang belum mengetahui bahwasanya di daerah ini terdapat makam tokoh yang dianggap sebagai pendiri kampung Jagakarsa, yang berlokasi di Jalan Belimbing I. Tokoh tersebut yang dikenal sebagai Raden Jagakarsa, merupakan seorang panglima perang kerajaan Mataram Islam. 

Kala itu, beliau turut serta berperang menghadapi Belanda di Batavia. Gagalnya pasukan Mataram mengalahkan pihak Belanda menyebabkan Raden Jagakarsa enggan kembali ke daerah asalnya di kerajaan Mataram. Dia dan rombongannya lalu bermukim di pinggiran Batavia untuk menyusun rencana dan strategi lebih lanjut dalam mengahadapi Belanda.

Makam Pangeran Jagakarsa, Jalan Belimbing I
(Foto: Koleksi Pribadi)
Menurut Pak Tamin, juru kunci makam, sejak sekitar awal abad ke 17 Raden Jagakarsa membuka lahan pemukiman di wilayah yang sekarang disebut dengan Jagakarsa. Areal lahan yang dibuka oleh Raden Jagakarsa ini mempunyai semacam struktur organisasi atau pemerintahan. Dengan kata lain beliau mempunyai pembantu dalam menjalankan organisasi pemerintahannya itu.

Para pembantunya tersebut adalah Sunan Wijaya Sakti, Syech Zakaria, Nyi Ros Kembang dan Datuk Kuningan Pakunegara. Keempat orang itu ditempatkan di beberapa titik daerah tertentu dengan Raden Jagakarsa yang berada di pusatnya. Pembagian posisi tempat yang demikian itu, lebih lanjut dikatakan oleh Pak Tamin sebagai konsep Sedulur Papat Lima Pancer yang berarti “empat bersaudara satu pusat”.

*****

Selain membagi posisi berdasarkan lokasi penempatan, para pembantu Raden Jagakarsa juga dibagi berdasarkan fungsi tugas kerjanya. Pada awalnya pembagian tugas itu didasarkan pada strategi perlawanan mereka terhadap Belanda di Batavia. Adapun tugas para pembantu Raden Jagakarsa itu adalah sebagai berikut.

Sunan Wijaya Sakti atau dikenal dengan sebutan Umpi Jaya, bertugas memimpin pasukan yang ditempatkan di lokasi di sekitar Ragunan. Di lokasi ini terdapat kandang-kandang kuda untuk keperluan pasukan yang dipimpin Sunan Wijaya Sakti tersebut. Karena banyak terdapat kandang kuda itulah, orang-orang hingga sekarang menyebut daerah ini dengan sebutan Kampung Kandang.

Makam Sunan Wijaya Sakti atau Umpi Jaya di Ragunan
(Foto: Koleksi Pribadi)

Di sebelah timur, yakni di sekitar daerah Lenteng Agung, bertugas Syech Zakaria. Beliau ini memimpin pasukan yang menggunakan Sungai Ciliwung sebagai akses untuk menyerang posisi Belanda di Batavia. “Karena menggunakan kali Ciliwung buat sarana menyerang Belanda, jadi kompi pasukan yang dipimpin Syech Zakaria kira-kira kayak angkatan lautnya Raden Jagakarsa dah...”, tandas Pak Tamin menjelaskan.

Sebagai pembantu dalam urusan logistik yang berupa bahan makanan dan perlengkapan, Raden Jagakarsa menugaskan Nyi Ros Kembang serta Datuk Kuningan Pakunegara. Nyi Ros Kembang menempati lokasi di sekitar Setu Babakan. Adapun Datuk Kuningan Pakunegara ditempatkan di daerah Ciganjur.


Komentar

Postingan Populer