MANDI CUCI KAKUS
Dalam hidupnya manusia
membutuhkan sandang, pangan dan papan. Selain kebutuhan utama tersebut ada
urusan lain yang tak kalah pentingnya yakni persoalan buang hajat dan
bersih-bersih atau mandi cuci kakus (MCK). Terkait dengan urusan itu, tiap
rumah tangga haruslah menyediakan sarananya.
Layaknya, penyediaan sarana MCK
ditempatkan di bagian belakang halaman rumah. Adapun pembuatan sarana yang
berupa sumur, jamban, selokan beserta tetek
bengek lainnya yang berhubungan dengan kegiatan MCK, umumnya berbarengan dengan
pembuatan rumah baru.
*****
Menggali lubang sumur dan jamban
tidak melibatkan tukang bangunan rumah. Orang yang melakukannya memang memiliki
keahlian khususnya membuat sumur. Bukan cuma sekedar menggali lubang hingga
kedalaman tertentu, akan tetapi harus dapat pula menentukan dimana letak sumber
air berada.
Menentukan letak sumber air dalam
pembuatan sumur, bagi orang dahulu dilakukan dengan cara tradisional. Pak Mukri
seorang mantan tukang gali sumur di daerah Klender, bercerita tentang bagaimana
caranya menentukan lokasi sumber air untuk sumur pada masa lalu.
Kira-kira satu atau dua hari dia menyiapkan wadah yang berisi air dan diletakkan pada lokasi yang dianggapnya terdapat sumber air. “Kalo udah satu-dua hari aer di wadah itu kagak banyak berobah atau kering, nah baru dah kita gali lobang buat sumur”, demikian lebih lanjut dia menjelaskan.
Kira-kira satu atau dua hari dia menyiapkan wadah yang berisi air dan diletakkan pada lokasi yang dianggapnya terdapat sumber air. “Kalo udah satu-dua hari aer di wadah itu kagak banyak berobah atau kering, nah baru dah kita gali lobang buat sumur”, demikian lebih lanjut dia menjelaskan.
Selain cara yang diterangkan oleh
Pak Mukri diatas, menentukan lokasi tempat untuk membuat sumur secara
tradisional dapat dilakukan dengan cara-cara lain. Ada yang menepuk-nepuk
permukaan tanah dimana lokasi sumur akan digali. Apabila suara atau bunyi yang
dihasilkan dari tepukannya menandakan keadaan struktur tanah yang padat, maka
disitulah lubang sumur digali.
Metode lainnya yakni dengan memperhatikan rumput yang berembun pada pagi hari di lokasi yang akan dibuat sumur. Jika rumput yang berembun tersebut didapati adanya galanggasir yakni sejenis binatang kecil yang biasa hidup di permukaan tanah, maka dipastikan di tempat itulah sumur akan digali.
*****
Setelah selesai menggali pada
kedalaman tertentu dan keluar air. Proses lebih lanjut ialah membuat dinding
yang berupa lingkaran di sekeliling pinggiran lubang sumur. Tinggi dinding yang
berupa lingkaran itu biasanya dibuat sebatas pinggang orang dewasa. Di kiri-kanan
dinding dipasang sebuah tiang dari balok kayu dan dipasang kerekan lengkap dengan seutas tambang dari karet ban bekas. Di
masing-masing ujung tambang diikatkan sebuah ember dan pemberat. Sumur model
seperti ini biasa disebut dengan sumur
kerek.
Gambar 1. Sumur Sengget |
Ada lagi model sumur lainnya
yakni sumur sengget dan sumur engkol. Pada sumur sengget air diambil dari lubang sumur dengan memakai sebatang
bambu. Untuk meletakan sebatang bambu itu dipergunakan alat yang disebut kecuat, yang berfungsi sebagai penghubung dan pengikatnya. Pada masing-masing ujung bambu tersebut diikatkan
sebuah ember dan pemberat dari batu berukuran besar yang disebut balu.
Adapun sumur engkol merupakan model sumur yang menggunakan kayu utuh
berbentuk silinder. Pada batang kayu silindris itu dililitkan seutas tambang
yang ujungnya terikat sebuah ember. Pada salah satu ujung batang kayu dibuat
semacam gagang dari besi. Dengan cara memutar gagang besi itulah air dalam
lubang sumur diambil.
Gambar 2. Sumur Engkol |
*****
Keberadaan sumur lalu dilengkapi
dengan sarana pendukung lainnya untuk aktivitas MCK di rumah tangga yang berupa
kamar mandi. Biasanya selain penampungan air yang berupa kolam ada pula padasan. Di sekitar kamar mandi dibuat
pula saluran pembuangan air atau comberan
yang mengalir ke penampungannya yang digali cukup luas. Di lokasi
penampungan buangan air dari kamar mandi ini menyebabkan tanah sekitar lembab
karena banyak mengandung air.
Banyak jenis tanaman yang sengaja
ditanam di sekitar lokasi ini seperti pohon pandan (Pandanus amaryllifolius), kacapiring (Gardenia agusta), cocor bebek (Bryophyllum
pinnatum), sugi (Dracaena
angustifolia), mangkokan (Polyscias scutellaria)
dan berbagai tanaman obat lainnya. Pepohonan obat yang tumbuh di sekitar lokasi
kamar mandi tersebut sangatlah berguna.
Sebagai contoh adalah manakala ada anggota keluarga yang sakit karena demam dengan suhu badan yang tinggi, cukup ditempelkan daun cocor bebek yang telah ditumbuk. Daun cocor bebek yang ditumbuk tidak sampai halus itu ditempelkan di bagian dahi orang yang terkena demam.
Sebagai contoh adalah manakala ada anggota keluarga yang sakit karena demam dengan suhu badan yang tinggi, cukup ditempelkan daun cocor bebek yang telah ditumbuk. Daun cocor bebek yang ditumbuk tidak sampai halus itu ditempelkan di bagian dahi orang yang terkena demam.
Tempat penampungan air yang
berasal dari aktivitas mandi dan bersih-bersih menggenang dalam waktu yang
lama. Keadaan yang demikian menyebabkan banyak nyamuk bersarang serta bertelur
di tempat ini. Akibat lebih lanjut adalah munculnya jentik-jentik nyamuk atau kecu. Biasanya anak-anak atau orang
dewasa yang mempunyai hobby memelihara ikan cupang (Betta splendens), mencari kecu
di lokasi ini. Dengan menggunakan alat sejenis serokan yang dibuat dari bahan kain mereka mengambil kecu untuk makanan ikan cupang
peliharaannya tersebut.
*****
Sebagai sarana buang hajat dibuat
lubang dengan kedalaman tertentu untuk jamban. Lokasi jamban dibuat agak jauh
letaknya dari sumur dan rumah. Pada bagian atas lubang jamban ditutupi dengan
potongan balok kayu dengan bagian tengah diameternya dibuat terbuka. Diatas bagian
yang terbuka inilah orang nongkrong
buat menyemplungkan tinjanya ke dalam lubang jamban. Orang dahulu biasa
menyebut jamban model begini dengan sebutan
jamban cemplung.
Karena lokasinya yang agak jauh
dari rumah dan kebanyakan di tengah-tengah kebun, orang yang ingin buang hajat di
jamban pada malam hari lazimnya membawa pelita untuk penerangan. Kadang ada perkara yang kurang mengenakan. Akibat suasananya yang gelap serta keadaan kebelet
buang hajat yang amat sangat, tinja tidak nyemplung ke lubang jamban. Tidaklah aneh jika keesokan pagi harinya, tiba-tiba
ada yang berteriak dari bilik jamban, “Oooiiii...siapa nih yang berak tai-nya nyangsrang?!!”
Komentar
Posting Komentar