RIWAYAT NAMA KAMPUNG DI GROGOL UTARA
Pada zaman kolonial Belanda dahulu
Kelurahan Grogol Utara di Jakarta Selatan merupakan sebuah desa. Karena
letaknya di sebelah utara, desa ini disebut sebagai Grogol Ilir. Sebaliknya,
ada lagi desa Grogol Udik yang berada di selatannya. Desa Grogol Ilir dikepalai
oleh seorang pemimpin yang jabatannya diangkat oleh pemerintahan kolonial.
Pemimpin itu biasa disebut sebagai bek.
Kata bek itu berasal dari bahasa
Belanda, yakni wijk, yang artinya
kurang lebih adalah daerah setingkat desa. Begitulah kira-kira.
Dalam sebuah desa umumnya terdapat
beberapa kampung didalamnya. Begitupun dengan Desa Grogol Ilir. Di dalam
wilayah desa ini terdapat beberapa kampung seperti Kebon Nanas, Juraganan, Kemandoran, Kampung Rawa, Tanah Koja, Kampung
Pluis. Tiap-tiap kampung yang disebutkan itu dikepalai oleh seorang mandor.
Puluhan tahun yang lalu wilayah desa
Grogol Ilir belum banyak dihuni banyak orang. Masih banyak lahan yang
dipergunakan penduduk untuk kegiatan perekonomian. Persawahan dan perkebunan
merupakan usaha yang dilakukan penduduk kala itu. Selain padi di sawah, mereka
menanam berbagai tanaman palawija. Bahkan ada sebagian penduduk yang menanam
tanaman hias. Sampai sekarang, usaha tanaman hias masih bisa kita temukan di
wilayah ini.
Tanah-tanah yang dijadikan lahan
persawahan dan perkebunan biasanya dimilliki oleh para tuan tanah. Tuan tanah
umumnya adalah orang-orang Belanda dan Tionghoa, akan tetapi ada juga yang
berasal dari penduduk pribumi. Mereka yang memiliki lahan yang luas itu,
terutama yang berasal dari pribumi, oleh penduduk dikenal sebagai juragan tanah.
Sebagian besar dari juragan tanah itu menurut cerita
bermukim di satu kampung yang sama. Karena dihuni oleh para juragan tanah maka sampai sekarang orang
masih mengenal daerah tersebut dengan nama Kampung
Juraganan. Sebagai orang yang memiliki lahan tanah yang sangat luas, para
juragan tanah memerlukan tenaga kerja.
Tidak hanya memerlukan tenaga kerja atau buruh saja. Para juragan tanah ini juga memerlukan tenaga mandor untuk mengontrol para buruh tersebut. Karena tugasnya sebagai pengawas maka syarat untuk mandor haruslah dari seorang yang dianggap jagoan. Orang-orang yang bisa memenuhi syarat sebagai mandor tersebut terdapat di salah satu kampung. Nah, dari kampung yang banyak ditemukan mandor inilah orang menyebutnya dengan Kampung Kemandoran.
Tidak hanya memerlukan tenaga kerja atau buruh saja. Para juragan tanah ini juga memerlukan tenaga mandor untuk mengontrol para buruh tersebut. Karena tugasnya sebagai pengawas maka syarat untuk mandor haruslah dari seorang yang dianggap jagoan. Orang-orang yang bisa memenuhi syarat sebagai mandor tersebut terdapat di salah satu kampung. Nah, dari kampung yang banyak ditemukan mandor inilah orang menyebutnya dengan Kampung Kemandoran.
Plang Nama Jalan Kemandoran (Sumber: Google Maps) |
Dari sekian orang juragan tanah tersebutlah salah satunya
yang terkenal yaitu Haji Koja. Kampung tempat Haji Koja bermukim, dikenal
sebagai Kampung Koja. Selain mengusahakan lahannya untuk
persawahan, dia juga melakukan penanaman buah di salah satu lahannya. Dia
menyulap salah satu lahannya untuk dijadikan perkebunan buah. Buah yang ditanam
di perkebunan tersebut adalah nanas. Kini lahan perkebunan nanas itu dikenal
sebagai Kampung Kebon Nanas.
Seperti pada umumnya kondisi
topografis wilayah di Jakarta yang banyak ditemukan rawa serta dilalui sungai
atau anak sungai. Begitu pun dengan wilayah Grogol Ilir atau Grogol Utara. Ada
satu kampung yang terdapat rawa dengan ikan-ikannya untuk dikonsumsi. Orang
menyebut daerah itu dengan sebutan Kampung
Rawa. Adapun nama Kampung Pluis,
berkaitan dengan nama sebatang anak sungai yang mengalir melewati satu daerah
disana. Nama anak sungai itu adalah Kali Pluis.
Komentar
Posting Komentar