MAEN GUNDU YANG BIKIN LUPA WAKTU
Tiap daerah di Indonesia pada
umumnya memiliki permainan rakyat. Kegiatan permainan itu dapat dianggap
sebagai bagian dari folklor di masyarakat. Dikatakan sebagai bagian dari
folklor, karena aturan permainannya yang disebarkan melalui tradisi lisan, terutama
berlaku pada permainan rakyat yang dilakukan oleh anak-anak.
Permainan yang dilakukan oleh
anak-anak bisa dibedakan berdasarkan sifatnya yakni permainan untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding (game). Perbedaan antara kedua sifat
permainan itu adalah untuk yang pertama semata-mata hanyalah untuk pengisi
waktu senggang ataupun kesenangan.
Adapun sifat permainan untuk
bertanding umumnya dapat dicirikan berdasarkan sifat-sifat khusus, yakni
terorganisasi, kompetisi, dimainkan oleh lebih dari dua orang untuk menentukan
siapa yang menang dan siapa yang kalah, serta memiliki aturan yang disepakati
para pesertanya. Lebih lanjut, dalam permainan untuk bertanding (game) tersebut, dapat dibagi lagi
berdasarkan permainan bertanding yang bersifat keterampilan fisik, siasat atau
strategi, dan untung-untungan.
*****
Dari sekian banyak jenis
permainan yang dilakukan oleh anak-anak di kampung terutama pada masa dahulu
yakni bermain kelereng. Berdasarkan jenis dan sifat permainan yang diuraikan
diatas, permainan kelereng termasuk dalam permainan untuk bertanding (game). Di dalam permainan kelereng
inipun terdapat unsur-unsur keterampilan, siasat dan strategi serta
untung-untungan. Selain tentu saja sebagai sarana untuk mencari kesenangan di
waktu senggang.
Kelereng adalah merupakan benda berbentuk bulat dengan
warna-warni di bagian dalam, biasanya terbuat dari bahan kaca. Penyebutan kelereng di
beberapa daerah Indonesia berbeda-beda, misalnya keleker (Jawa), gundu
(Betawi), kelici (Sunda), guli (Makassar).
Kelereng atau Gundu (Foto Koleksi Pribadi) |
Kelereng entah sebagai koleksi
atau alat permainan dikenal bukan saja di Indonesia. Para ahli sejarah
menyatakan bahwa konon kelereng telah dikenal sejak 3000 SM di daerah Mesir.
Tentu saja, kelereng yang ditemukan ribuan tahun lalu itu tidaklah sama
bahannya dengan kelereng pada masa kini. Kelereng yang ditemukan pada masa lalu
terbuat dari tanah liat. Kini kelereng tidak lagi dibuat dari tanah liat,
melainkan dari kaca dengan warna-warni indah yang terdapat didalamnya.
*****
Pada masa kecil kami dahulu di
Jakarta, anak-anak menyebut kelereng dengan gundu.
Maen gundu biasa dilakukan anak-anak
di kampung selepas waktu pulang sekolah di pekarangan rumah. Jenis permainan gundu yang dikenal biasanya disebut
dengan maen poces dan maen pal atau maen garis. Maen poces
biasanya dilakukan oleh paling sedikit tiga orang. Permainan ini menggunakan
lingkaran sebagai tempat para pemain menaruh gundu taruhannya. Sebelum memulai permainan, para pemain melakukan pidi di garis yang berjarak sekitar 3 –
5 meter dari lingkaran gundu taruhan
pemain ditempatkan. Adapun maen pal
menggunakan garis di area permainan.
Dari kedua jenis permainan gundu itu, maen pal adalah yang biasanya paling ramai dan seru di kalangan
anak-anak di kampung kami waktu dahulu. Lazimnya area permainan untuk maen pal berbentuk empat persegi panjang
yang ditandai dengan kapur atau arang. Ukurannya disesuaikan dengan jumlah anak
yang bermain. Semakin banyak pemain, semakin luas area permainannya. Umumnya
jumlah anak yang maen pal antara lima
hingga tujuh orang.
Area maen pal ditandai dengan empat garis. Garis pertama merupakan
tempat para pemain melakukan pidi. Garis
kedua dan garis keempat merupakan batas area permainan. Adapun garis yang
ditengah merupakan semacam patokan bagi para pemain, garis inilah yang biasa
disebut dengan pal.
Bilamana ada pemain yang
melakukan pidi dan gundu gacoan-nya tepat atau paling dekat
dengan garis tengah ini maka dialah yang pertama melakukan bidikan ke arah gacoan pemain lain yang menjadi
sasarannya. Biasanya posisi gacoan lawan
yang terdekatlah yang menjadi sasaran pertamanya. Jika membidik dan menyentil gundu gacoan mengenai sasaran maka gundu gacoan lawan itu berhak menjadi
miliknya.
Ikut serta bermain atau sekadar
menonton anak-anak maen gundu sangatlah
mengasyikan. Apalagi jika para pemainnya merupakan anak yang gapa dalam maen gundu. Saking asiknya maen
gundu hingga jadi lupa waktu. “Ini anak-anak pada bandel banget yak, maen gundu ampe pada lupa waktu. Udah sore, bubar semua!!”, bila ada orangtua yang jengkel seperti
itu barulah mereka bubar bermain.
Daftar Istilah
Bopak, permukaan kelereng yang pecah atau terkelupas biasanya
dipakai untuk gacoan
Celot, keadaan kelereng yang terpental jauh akibat terkena bidikan
dan sentilan kelereng
Cilom, jumlah kelereng yang dimiliki oleh seorang pemain tinggal
satu-satunya
Gacoan, kelereng yang dipergunakan selama bermain, biasanya ada
kepercayaan bahwasanya menggunakan kelereng pilihannya jadi tuah keberuntungan
Gapa, lihai, jago atau ahli dalam permainan kelereng
Gleser, menjentikan kelereng secara perlahan
Kalbom, jenis atau motif kelereng yang berwarna putih susu dengan
motif berwarna-warni
Muntah, keadaan yang berkaitan dengan bidikan yang mengenai
kelereng pemain lawan, dimana pemain lawan tersebut telah mengambil kelereng
pemain-pemain lain sebelumnya
Pidi, arti sebenarnya adalah undian, dilakukan para pemain untuk
menentukan siapa diantara pemain yang lebih dulu menembak sasaran dengan gundu gacoan-nya. Caranya adalah dengan
melemparkan gundu gacoan ke arah
garis tengah (dalam permainan pal).
Setik, keadaan atau posisi
kelereng sangat dekat yang jaraknya diukur dengan memakai ujung jari kelingking
dan jempol. Jika dalam keadaan seperti ini pemain boleh langsung mengambil
kelereng pemain lawan tanpa harus membidiknya
Stend, berasal dari kata bahasa Inggris yakni “stand” yang berarti membidik kelereng
pemain lawan dengan cara berdiri
Trek, teknik membidik sasaran kelereng pemain lawan yang jauh
dengan terlebih dahulu mengenai posisi kelereng pemain lawan yang terdekat
Tegil, keadaan kelereng yang terkena bidikan dengan sangat tepat
Tektok, teknik membidik dua buah kelereng yang letaknya berbeda
Komentar
Posting Komentar