Langsung ke konten utama

MUSEUM POLRI


Bila melintasi jalan di sekitar daerah Blok M, Jakarta Selatan, tampak jelas bangunan Museum Polri karena posisinya yang persis di pinggir jalan Trunojoyo. Di depan bangunan berlantai tiga ini terdapat tulisan MUSEUM POLRI dan patung Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Polisi R.S Soekanto Tjokroadiatmojo yang berdiri tegak. Museum Polri yang berhadapan dengan gedung PLN Pusat ini, tepatnya terletak di Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Gedung Museum Polri merupakan bagian dari komplek bangunan Markas Besar Kepolisian RI.


Museum Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Museum Polri berdiri pada tanggal 29 Juni 2009, dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Hari Bhayangkara ke 63 pada tanggal 1 Juli 2009. Pendirian Museum Polri pertama kali dicetuskan oleh Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri. Tujuan dari  pendirian museum adalah untuk melestarikan nilai-nilai kesejarahan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan pewarisannya untuk generasi penerus yang akan datang.

Bangunan museum berlantai tiga ini menyimpan koleksi berupa foto-foto maupun benda-benda yang menggambarkan sejarah Kepolisian RI. Semua koleksi tersebut tersimpan rapi di masing-masing lantai bangunan. Lantai dasar museum terdapat Lobby, Ruang Koleksi dan Peristiwa, Ruang Sejarah serta Ruang Hall of Fame.


Ruang Koleksi dan Peristiwa
Ada satu yang cukup menarik di Ruang Koleksi dan Peristiwa, di situ tersimpan sepeda motor serta sepeda onthel untuk keperluan patroli. Sepeda motor bermerek Harley Davidson WLA C Class ini digunakan untuk keperluan patroli pada tahun 1943. 

Ruang Sejarah
Di Ruang Sejarah selain dipamerkan foto-foto peristiwa masa lalu, juga ditampilkan senjata-senjata yang pernah dipakai oleh kepolisian negara RI. Banyak jenis senjata, diantaranya senapan serbu AK M58, AK 56, AK 57 buatan Uni Sovyet tahun 1947. Ada pula senjata Bren M1, MK1, MK3 serta Bren Ceko. Selain jenis senjata serbu dan bren, terdapat pula jenis senjata berat berupa pelontar mortir dan roket. Salah satu roket yang dipajang di Ruang Sejarah ini adalah Roket SPK 82, yang digunakan untuk keperluan operasi Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) di Irian Jaya pada tahun 1963. Di ruang Hall of Fame di tampilkan foto-foto para tokoh yang pernah memimpin Polri. 

Di lantai dua terdiri dari dua sisi yang masing-masing terbagi menjadi Ruang Kesatuan, Ruang Simbol Kepolisian, Ruang Kepahlawanan, Ruang Penegakan Hukum, Ruang Laboratorium Forensik dan Identifikasi serta Ruang Kid Corner. Di Ruang Kesatuan, ditampilkan atribut-atribut dan seragam kesatuan di dalam kepolisian. Tanda-tanda pangkat terpajang di Ruang Simbol Kepolisian. Ruang Kepahlawan menampilkan foto-foto berikut tulisan tentang kisah-kisah kepahlawanan anggota kepolisian, salah satu diantaranya adalah kisah Soekitman pada peristiwa G 30 S. Ruang Penegakan Hukum terdapat peralatan-peralatan seperti alat pendeteksi uang palsu, alat peraga dari Badan Narkotika.


Alat-alat untuk kegiatan penyidikan atau identifikasi seperti alat scan sidik jari, peralatan sederhana untuk alat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dapat dilihat pada Ruang Laboratorium Forensik dan Identifikasi. Ruangan berikutnya yang terdapat di lantai dua ini adalah Ruang Kid Corner. Sesuai dengan namanya, ruangan ini diperuntukan sebagai sarana permainan edukasi anak-anak. Di lantai teratas, terdapat Ruang Perpustakaan, Ruang Pameran (Temporer) dan juga Ruang Audio Visual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Pertama A - G)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   A Abing                                        habis Aer                            ...

KISAH RAMBUTAN RAPI'AH

Semua penduduk Jakarta atau khususnya Jakarta Selatan pastilah mengenal yang namanya buah rambutan. Akan tetapi tahukah mereka, bahwasanya pu’un dan buah rambutan dijadikan lambang dari kota administrasi Jakarta Selatan. Kalo kagak percaya coba aja longok ke depan  gedong  kantor walikota Jakarta Selatan di jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru. Di depan gedung tersebut kita bisa lihat ada gambar burung nangkring  diatas buah rambutan. Menurut isi Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1422/1997, gambar burung yang terdapat pada lambang kota Jakarta Selatan itu adalah burung gelatik, sedangkan jenis rambutannya ialah rambutan rapiah. Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 1997 tersebut merupakan sebuah penetapan terhadap lambang Kota Administratif Jakarta Selatan. Lambang tersebut memiliki bentuk perisai lima. Di dalam perisai  terdapat gambar fauna dan flora khas dari Jakarta Selatan. Burung Gelatik diambil sebagai mewakili faunanya, sedangkan untuk...

KATA DAN ISTILAH BETAWI PINGGIR (Bagian Kedua H - N)

  Dalam rangka melafalkan tulisan dengan benar, pada daftar kata dan istilah dibawah ini, penulisannya menggunakan tanda diakritik. Tanda diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang mengubah nilai fonetis huruf tersebut. Sebagai contoh adalah huruf vokal e. Dalam huruf e disini dibedakan antara e pepet dan e taling . Pada e pepet tanpa ditandai apa-apa, sedangkan e taling ditandai dengan sebuah garis miring ke kiri ( grave ) è. Adapun contoh bentuk pelafalannya sebagai berikut: e pepet : g e rah, s e rah t e rima e taling: m è rah, ikan l è l è   H Habeg                                      menghabiskan makanan secara lahap   I Ikan ayam                       ...