ERA SILAM RADIO DALAM

 

Orang-orang yang bermukim di sekitarnya, biasa menyingkat kawasan di bilangan Jakarta Selatan ini dengan sebutan Radal. Kependekan dari Radio Dalam atau Jalan Radio Dalam. 

Bila menelisik riwayat masa silam daerah yang ada di bilangan Jakarta Selatan ini, kita bakalan menemukan dan mengetahui sebuah alasan. Mengapa nama daerah atau jalan disitu menggunakan kata “Radio”.

Jika kita melewati jalan ini dari arah Kebayoran Baru. Di sebelah kirinya pernah berdiri menjulang tinggi menara serta stasiun pemancar radio. Keberadaan menara berikut stasiun pemancar radio di kawasan tersebut kala itu menjadi salah satu bagian dari sejarah panjang telekomunikasi di Indonesia. Dan menjadi penanda awal mulanya sebutan daerah atau jalan “Radio Dalam”.


Taman Radio Dalam, Kebayoran Baru


Bagian dari Gandaria Noord

Daerah atau Jalan Radio Dalam, tepatnya berada di Kelurahan Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jalan yang membentang lebih dari satu kilometer panjangnya menghubungkan dua daerah elit di selatan Jakarta. Kebayoran Baru dan Pondok Indah, melalui Jalan Margaguna.

Radio Dalam merupakan bagian dari Kelurahan Gandaria Utara. Dalam beberapa catatan tertulis wilayah ini dahulunya dikenal sebagai Gandaria Noord. Merupakan tanah partikelir yang termasuk ke dalam afdeeling Meester Cornelis, residentie Batavia.

Regerings Almanak van Nederlandsch Indie 1869 dan 1871 mencatat bahwa tanah partikelir Gandaria Noord dimiliki seorang Belanda bernama F.A Bik. Seperti pada umumnya, tanah partikelir ini disewakan oleh pemiliknya. Pada tahun 1869 disewakan kepada Lie Enghaij dan tahun 1871 berganti penyewa yakni Tjio Lok San.

Pada sekitar tahun 1882 hak kepemilikan tanah partikelir Gandaria Noord berganti orang. Pemiliknya lebih lanjut adalah seorang keturunan Arab bernama Said Ali bin Achmad bin Bakier.

Produksi utama dari tanah partikelir Gandaria Noord adalah padi serta kelapa. Selain produksi utama padi dan kelapa, di lahan tanah partikelir Gandaria Noord pernah juga menghasilkan tanaman kopi. Dalam Opgeven Betreffende de Particuliere Landerijen 1901 dan 1905 dilaporkan bahwa produksi kopi di Gandaria Noord menghasilkan rata-rata 6.5 pikul.


Menjadi Lokasi Pemancar Radio

Soerat-soerat kabar Olanda rameh sekali bitjaraken oeroesan kawat radio. Ampir saban hari orang liat toelisan berkolom-kolom pandjangnja tentang ini oeroesan. Jang satoe bilang begini, jang laen bilang begitoe. Tapi rata-rata pada njomel pandjangpendek. Itoe radio-station jang menelan boekan sedikit ongkos di Malabar roeparoepanja tiada bisa bekerdja sabagimana moestinja. ... Djoega ini oeroesan radio-station ada koerang terang dan kaloe ada apaapa jang tiada terang tentoe sadja sana sini orang berbisik ini dan itoe. Satoe soerat kabar Olanda sampe goenaken oetjapan „wanhopig geknoei” atawa „perkara knoei jang roewet”. (Sin Po, 20 Oktober 1923)

Demikian sekilas informasi awal tentang latar belakang dibangunnya pemancar baru di daerah Kebayoran. Dalam berita itu diterangkan adanya isu tentang kurang berfungsinya stasiun pemancar radio di daerah Malabar, Jawa Barat.

Lewat alasan tersebutlah pihak pemerintah kolonial saat itu mencari tempat untuk membangun stasiun pemancar radio yang baru. Di bilangan Kebayoran, tepatnya di Gandaria Zuid alias Gandaria Utara menjadi pilihan lokasinya.

Pada sekitar tahun 1930an mulailah dibangun enam menara pemancar setinggi kurang lebih 60 meter. Selain itu juga didirikan fasilitas pendukung lainnya antara lain berupa bangunan administrasi kantor maupun stasiun pemancar.


Stasiun Pemancar Radio di Kebayoran (Foto: De Ingenieur in Indonesie)

Sekarang keadaan telah berubah. Stasiun radio yang memulai operasionalnya hampir seabad silam itu telah tiada. Aktivitas stasiun radio itu kini hanya meninggalkan jejaknya. Suatu sebutan untuk nama tempat atau jalan di kawasan Kebayoran Baru, yaitu Radio Dalam.

Komentar

  1. Wkt aku SD th 91-96. Menara radio nya masih ada. Aku masih ngalamin metro mini pintu satu, dan becak yg mangkal disetiap ujung jalan spt Jl. Yado , Jl. Antena dan jalan2 lainnya yg berada disekitar Jl.Radal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Metromini S72 ya, jurusan Blok M-Radio Dalam, pintunya cuma satu 😁

      Hapus
  2. era sblom..kolonial dst s/d era milenial skrg prekonomian bgi pribumi betawi brsma pndatang smakin pesat prkembangan majuny d kawasan ni.. d dukung prkembangan gaya bngunanny yg skrg lbih bnyak bngunan baru era skrg.. d dukung dgn daerah2 trdekat skitarnya RdC radio dalam city ( kel.gandaria utara kec.kebayoran baru jakarta selatan ) ; cipete, pondok pinang, kemang, mampang, cilandak , lebakbulus.. d pelosok sbelah selatan - barat - timur - utara hingga daerah2 yg trdekat dgn wilayah jkt selatan ada ; jagakarsa - kebayoran lama, pesanggrahan & ciputat ( tangerang selatan ) - mampang, pancoran, tebet - rawa simprug, pal merah, kemandoran, rawabelong ( jakbar ) dr nma2 daerah2 d sekitar yg trdekat-trjauh dr Radal tsb... radal dahuluny d kelilingi dgn eko lingkungan alami yg sngat tramat baik.. d dekatnya jga trdpt 4 sungai ; krukut , pesanggrahan , grogol ( jelawe ) , ciliwung... daerah yg tramat baik tanah - air d zman sblom..kolonial s /d kolonial brakhir...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer